Founder Sumbu Tengah, Rusdianto, menegaskan bahwa sejarah lokal tidak bisa menunggu diakui pusat.
“Momentum 200 tahun ini tidak akan terulang. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Peringatan berikutnya adalah 250 tahun di 2075,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa forum publik bukan sekadar seremoni, melainkan pembelaan terhadap sejarah lokal yang dilupakan.
“Literasi sejarah harus berbasis riset, sumber primer, dan dihidupkan kembali melalui ruang publik yang kritis,” pungkasnya. (tam)
Baca juga:
- 6.279 Perceraian, Ribuan Perempuan Jadi Janda Sepanjang 2024! Mayoritas Gegara Judi
- HKTI Kaltim Satu Irama di Program Ketahanan Pangan Prabowo Subianto, Hilirisasi Sawit Jadi Fokus
- Daniel Mahendra Sorot Adanya Draft RUU Minerba Perbolehkan Kampus Terlibat Industri Tambang, Sebut soal Transparansi dan Integritas