Indonesia Kehilangan Momentum Diplomasi
Faktanya, Indonesia nyaris tidak mendapat apa-apa dari perhelatan ini.
Posisi Jakarta di forum SCO sudah ditegaskan Menlu: non-blok, multilateralisme, dan solidaritas dengan Global South.
Sebaliknya, tampilnya presiden di parade militer yang memamerkan kekuatan Tiongkok dan Rusia justru mengaburkan reputasi Indonesia sebagai kekuatan independen dan penengah di Asia.
Kekhawatiran yang lebih mendalam adalah soal insting kepemimpinan Prabowo.
Berulang kali ia menunjukkan preferensi pada gemerlap kekuasaan — seragam, upacara, sesi foto — ketimbang kerja keras akuntabilitas demokratis.
Ia kerap berbicara soal stabilitas dan ketertiban.
Namun, ketika rakyat menuntut keadilan atas kekerasan, perlindungan upah, atau transparansi, ia justru absen. Sebaliknya, ketika Xi memanggil, ia langsung terbang semalam.
Demokrasi yang Rapuh
Ini bukan sekadar persoalan pencitraan; ini adalah praktik pemerintahan yang korosif.
Seorang pemimpin yang lebih mementingkan pengakuan simbolis di luar negeri sambil menelantarkan tuntutan demokratis di dalam negeri bukan hanya gagal memimpin rakyatnya, tetapi juga mengubah makna kedaulatan menjadi sekadar proyeksi diri.
Posisi Indonesia di dunia tidak akan ditentukan oleh kursi Prabowo di samping Putin dan Xi.
Posisi itu akan ditentukan oleh apakah rakyat Indonesia merasa terwakili, dilindungi, dan dihormati di negerinya sendiri.
Hingga saat itu, satu-satunya parade yang pantas dicatat hanyalah di Lapangan Tiananmen — parade bukan tentang martabat bangsa, melainkan tentang ego seorang pemimpin yang tak kunjung tenang. (***)
Disadur dari artikel https://chinaglobalsouth.com/analysis/prabowo-beijing-parade-indonesia-crisis/
This article was co-authored by Yeta Purnama, a researcher at the Center of Economic and Law Studies (CELIOS), and Muhammad Zulfikar Rakhmat, Director of the China-Indonesia Desk at CELIOS.
- Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro Dikenai Gelang Kaki Elektronik dan Dilarang Keluar Rumah oleh Mahkamah Agung
- Trump Bocorkan Isi Kesepakatan dengan Indonesia: AS Dapat Akses Penuh ke Sumber Daya RI
- Indonesia dan Arab Saudi Sepakati Kerja Sama dengan Investasi Rp 437 Triliun di Sektor Energi dan Petrokimia