Selain itu, modus lainnya adalah menjual beras medium seolah-olah sebagai beras premium.
Hal ini menyebabkan harga beras naik di tengah ketersediaan stok yang justru melimpah.
Menurut Tito, stok beras nasional saat ini adalah yang tertinggi sejak 1945, yaitu mencapai 4 juta ton di gudang Bulog.
Namun ironisnya, harga terus melonjak.
"Harga naik bukan karena kekurangan stok, tapi karena praktik curang dan distribusi yang buruk," jelasnya.
Baca juga:
Distribusi Buruk dan Harga Melambung di Zona 3
Tito juga menyoroti distribusi beras yang tidak merata, terutama di daerah-daerah zona 3 seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara.