Rabu, 22 Oktober 2025
Utang Kereta Api Cepat

Said Didu Ungkap Whoosh Punya 3 Kali Pelanggaran, Beber Pihak yang Harusnya Tahu Proses! Sebut Nama

Rabu, 22 Oktober 2025 - 10:12

TANGKAPAN LAYAR - Tangkapan layar Said Didu dan layar soal anggaran Whoosh/ YT @Official iNews

Pinjaman ini digunakan untuk membiayai kontrak EPC bersama tujuh BUMN Indonesia-China.

Total biaya proyek diperkirakan $5,29 miliar, dengan rasio 75:25 utang terhadap ekuitas. (Sumber: AidData China)

Perjalanan Konstruksi 

Pembangunan jalur kereta cepat sepanjang 142,3 km dari Jakarta ke Bandung dimulai 21 Januari 2016.

Proyek bertujuan memangkas waktu tempuh dari lebih 3 jam menjadi kurang dari 40 menit. Namun, proyek ini menghadapi berbagai kendala:

AMDAL diselesaikan kurang dari 6 bulan, menimbulkan kritik dari NGO lingkungan karena data dianggap tidak akurat.

  • Pelibatan publik minim → rute melewati patahan geologi → menimbulkan penolakan lokal dan keterlambatan.
  • Banjir, kerusakan pipa gas Pertamina, dan ledakan terowongan menambah risiko.
  • Akuisisi lahan berjalan lambat, meski KCIC menunjuk BUMN Indonesia untuk menangani.

Proyek sempat terhenti akibat pandemi COVID-19, namun kembali berjalan Juni 2020.

Pada Oktober 2022, progres konstruksi mencapai 88,8%, meski cost overrun masih mencapai sekitar $1,5 miliar.

 

Pinjaman Tambahan China: Solusi Biaya Tambahan

Untuk menutupi cost overrun, KCIC bernegosiasi dengan CDB untuk pinjaman tambahan $560 juta dengan bunga 2%–2,8% pada tranche RMB.

Pemerintah Indonesia juga siap memberikan tambahan modal dan dana bailout agar proyek tetap selesai sesuai jadwal. 

Berdasarkan informasi dari AidData China dan rangkaian pinjaman yang tercatat untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB/KCIC), total pinjaman dari China Development Bank (CDB) bisa dihitung sebagai berikut:

Pinjaman awal CDB (Mei 2017): $3,9675 miliar, terbagi menjadi:

Tranche USD: $2,3805 miliar
Tranche RMB: $1,587 miliar

Populer
recommended
Jangan Lewatkan
Our Networks
Member of mediaemas.id