Jika tidak dilembagakan secara etis dan profesional, relawan justru dapat melemahkan fungsi partai politik, menciptakan oligarki baru yang tidak transparan namun berpengaruh besar di balik layar.
Menuju Relawan yang Modern dan Berintegritas
Jurnal ini menutup dengan rekomendasi tegas: relawan politik harus berevolusi menjadi institusi sipil modern yang berbasis nilai dan ideologi, bukan sekadar jejaring personal.
Beberapa langkah yang disarankan antara lain:
- Membangun struktur organisasi permanen dengan sistem akuntabilitas terbuka.
- Menegaskan ideologi dan tujuan sosial-politik agar tidak terseret pragmatisme.
- Memanfaatkan teknologi digital secara etis untuk memperkuat literasi politik warga.
- Menjaga jarak profesional dengan kekuasaan demi menjaga independensi moral.
“Relawan ideal bukan yang sekadar memenangkan kandidat, tapi yang mampu menjadi penjaga moralitas publik dalam demokrasi,” tulis Cleorisa Cheguevara dkk.
Politik di Era Jaringan Sosial
Fenomena relawan politik menjadi cerminan bahwa demokrasi Indonesia sedang bereksperimen dengan bentuk-bentuk partisipasi baru.
Mereka mampu mengguncang dominasi partai, memperluas ruang politik rakyat, dan melahirkan elite baru dari luar sistem lama. Namun, tanpa transparansi dan etika, kekuatan itu bisa berubah menjadi politik bayangan yang justru merusak kepercayaan publik.
Sebagaimana ditulis para peneliti:
“Relawan harus kembali menjadi kekuatan moral masyarakat — bukan sekadar alat kekuasaan.”
(tam)
Sumber:
Riswan, C. C., Budi, R. P. S., & Salim, K. (2024). Relawan Politik dalam Sirkulasi Elite Politik di Indonesia Pasca-Orde Baru. Jurnal Ilmu Politik, Universitas Nasional Jakarta, Vol. 15 No. 1.




