“Kita ingin pemuda di Kaltim berdaya saing, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga nasional bahkan internasional,” katanya.
Opieck menambahkan, partisipasi pemuda harus didukung dengan akses informasi, pendidikan, hingga ruang kreatif yang luas.
“Dengan begitu, anak-anak muda bisa menjadi agen inovasi sekaligus pelopor perubahan sosial,” jelasnya.
Kegiatan Sosper ini juga menjadi ruang dialog antara masyarakat dan wakil rakyat.
Sejumlah peserta menyampaikan aspirasi terkait fasilitas kepemudaan, pelatihan keterampilan, hingga akses permodalan untuk wirausaha muda.
Didik menegaskan bahwa semua masukan tersebut akan dibawa ke tingkat provinsi sebagai bahan perumusan kebijakan lebih lanjut.
“Kami ingin kehadiran perda ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh pemuda di seluruh Kalimantan Timur,” tegasnya. (adv)