Menariknya, wilayah-wilayah kecil seperti Hong Kong (647 ribu), Taiwan (759 ribu), dan Singapura (331 ribu) tetap konsisten sebagai pusat finansial regional dengan konsentrasi kekayaan tinggi per kapita.
Lonjakan jumlah miliarder di Asia menunjukkan transformasi ekonomi dari berbasis industri menjadi berbasis inovasi dan teknologi finansial.
Banyak investor muda kini beralih ke aset digital dan startup, mencerminkan pergeseran generasi dalam cara membangun kekayaan.
Ketimpangan Global Masih Lebar
Dari total 60 juta miliarder di dunia, lebih dari 40 juta di antaranya berasal dari negara-negara maju.
Sementara itu, negara-negara berkembang masih berjuang meningkatkan akses ekonomi dan pemerataan aset.
Data UBS Global Wealth Report 2025 menegaskan bahwa peta kekayaan dunia masih sangat timpang.
Namun, tren globalisasi ekonomi dan adopsi teknologi baru diprediksi akan mendorong munculnya jutaan miliarder baru dari kawasan Asia Tenggara dan Afrika dalam dekade mendatang. (tam)




