Di posisi kedua, China memiliki sekitar 6,3 juta miliarder, menunjukkan kebangkitan ekonomi negeri itu meski diwarnai tantangan seperti perlambatan sektor properti dan kebijakan regulasi teknologi yang ketat.
Meskipun pertumbuhan melambat dibanding satu dekade lalu, kelas menengah-atas China terus berkembang, terutama di kota-kota besar seperti Shanghai, Beijing, dan Shenzhen.
Sementara itu, Jepang menduduki peringkat ketiga dengan 2,7 juta miliarder. Stabilitas ekonomi dan budaya investasi jangka panjang menjadi faktor utama yang menjaga jumlah orang kaya di Jepang tetap tinggi, meski pertumbuhan ekonominya tidak secepat negara-negara Asia lainnya.
Eropa Masih Kuat: Prancis, Jerman, dan Inggris Bersaing Ketat
Di kawasan Eropa, Prancis muncul sebagai negara dengan miliarder terbanyak yakni 2,9 juta orang, disusul oleh Jerman dan Inggris yang masing-masing mencatat 2,7 juta dan 2,6 juta miliarder.
Peningkatan ini didorong oleh kebangkitan sektor industri mewah, energi hijau, dan pariwisata pascapandemi.
Merek-merek seperti LVMH, Chanel, dan Hermès, misalnya, berkontribusi besar terhadap akumulasi kekayaan individu di Prancis.
Selain itu, Eropa juga menjadi rumah bagi beberapa negara kecil yang berperan besar dalam finansial global, seperti Swiss (1,1 juta miliarder) dan Belgia (549 ribu miliarder), di mana sistem perbankan dan investasi berperan penting dalam menjaga stabilitas aset pribadi warga.
Asia Pasifik Naik Daun
Selain China dan Jepang, beberapa negara Asia juga mencatat peningkatan signifikan. Australia memiliki sekitar 1,9 juta miliarder, disusul Korea Selatan (1,3 juta) dan India (917 ribu).




