Namun, menurut Annisa, ada hal yang seharusnya tetap diperhatikan, yakni perasaan rakyat.
“Mungkin buat mereka harga-harga segini tuh yaudah, biasa aja. Tapi kalau mereka sadar ini mewah, mestinya minimal ada rasa nggak enak hati,” sambungnya.
Kesenjangan Sosial Semakin Nyata
Annisa kemudian membandingkan kondisi tersebut dengan realitas ekonomi masyarakat.
Mengutip data Bank Dunia, ia menyoroti bahwa 68,2% masyarakat Indonesia hidup dengan pengeluaran di bawah Rp49.000 per hari.
“Untuk sebagian besar rakyat, mimpi punya barang semahal itu aja mungkin nggak berani. Karena buat nyari sisa uang buat ditabung aja susah. Masa nggak tau sih ada sebanyak itu orang miskin?” ujarnya.
Lebih lanjut, Annisa menilai pejabat publik seharusnya memiliki empati dengan tidak memamerkan kemewahan di ruang publik.
“Menurutku nggak wajar orang yang ngurus negara pakai tas ratusan juta, sementara rakyatnya hidup dengan Rp49.000 per hari. Rasanya udah kayak di luar kendali banget. Kita tuh harus ngapain ya? Ada yang punya ide nggak sih?” pungkasnya.
(apr)