MEGAPOLITIK.COM - Media sosial tengah diramaikan dengan kemunculan akun Instagram bernama @cabinetcouture_idn.
Akun ini menyoroti gaya hidup mewah para pejabat publik dan keluarga mereka, khususnya dalam penggunaan barang-barang branded kelas dunia.
Dengan tagline “From rakyat taxes to runway pieces, from forests cut down to handbags shown off”, akun ini menyindir keras praktik flexing atau pamer kemewahan yang dilakukan oleh kalangan berkuasa.
Sindiran Gaya Hidup Mewah Pejabat
Dalam berbagai unggahannya, akun ini menggunakan tagar #cabinetcoutureIDN #WhatRegimeWearsToday #regimewearandlifestyle hingga #indonesiagelap sebagai sindiran atas relasi kekuasaan dan kemewahan.
Hingga kini, akun @cabinetcouture_idn telah memiliki lebih dari 163 ribu pengikut dengan 29 unggahan.
Unggahan pertama akun ini diketahui pada tanggal 10 September 2025 alias baru sekitar sepekan yang lalu.
Meski jumlah posting masih relatif sedikit, kontennya langsung menarik perhatian publik karena membandingkan harga pakaian, tas, maupun aksesori bermerek yang digunakan pejabat dengan kondisi rakyat yang masih berjuang memenuhi kebutuhan dasar.
Beberapa unggahan menampilkan potret para pejabat atau keluarga mereka yang sedang menggunakan produk-produk mewah, seperti Balenciaga, Prada, Ferragamo, hingga Chanel.
Harga barang-barang tersebut kemudian ditampilkan secara terbuka, lengkap dengan kritik tentang privilege pejabat.
Tuai Dukungan bagi Pemilik Akun
Konten akun ini seakan mempertegas keresahan publik mengenai citra pejabat sebagai pelayan masyarakat yang semestinya mengedepankan kesederhanaan, bukan gaya hidup glamor.
Belum diketahui siapa sosok di balik akun @cabinetcouture_idn ini.
Namun, kehadirannya kini ramai diperbincangkan di jagat maya, menjadi pengingat bahwa kepercayaan publik terhadap pejabat bisa tercoreng akibat praktik pamer kekayaan yang berlebihan.
Kehadiran akun @cabinetcouture_idn juga memperoleh dukungan dan apresiasi dari beberapa influencer, contohnya Dino Augusto dan Annisa Steviani.
“Flexing harta, fashion, dan juga perhiasan oleh para pejabat kita jadi sumber keributan kan? Bener kan? Nah, sekarang ini dipaparkan oleh sebuah akun Instagram baru namanya @cabinetcouture_idn,” tutur Dino Augusto melalui video unggahannya.
“Ini gak tau siapa yang bikin, tapi kalian keren banget mau maparkan harta mereka yang dipamerkan secara umum lewat sosial media dan dikasih harganya. Akhirnya, kalian tau bahwa satu jam itu harganya bisa miliaran bahkan ratusan juta, bisa ngegaji orang buat satu tahun!” ungkap Dino.
Video Kritik Empati Pejabat Viral
Video unggahan Annisa Steviani yang menyoroti gaya hidup mewah pejabat viral di media sosial.
Hingga kini, video tersebut telah ditonton lebih dari 1,2 juta kali dan memicu diskusi luas di kalangan warganet.
Dalam videonya, Annisa mengaku terkejut ketika mengetahui harga salah satu busana pejabat yang ditaksir mencapai Rp600 juta.
“Terima kasih untuk akun ini, aku jadi tau kalau baju kayak gini harganya bisa Rp600 juta. Cakep sih ya. Tapi pas baca komentar, jadi mikir, di luar dapet uangnya dari mana atau dengan cara apa. Orang-orang ini emang udah beda level mahal-murah aja sih sama kita,” ucap Annisa.
Ia menambahkan, harga-harga fantastis itu mungkin dianggap biasa oleh para pejabat, apalagi jika mereka berada dalam lingkaran sosial yang memang terbiasa dengan barang-barang bernilai miliaran.
Namun, menurut Annisa, ada hal yang seharusnya tetap diperhatikan, yakni perasaan rakyat.
“Mungkin buat mereka harga-harga segini tuh yaudah, biasa aja. Tapi kalau mereka sadar ini mewah, mestinya minimal ada rasa nggak enak hati,” sambungnya.
Kesenjangan Sosial Semakin Nyata
Annisa kemudian membandingkan kondisi tersebut dengan realitas ekonomi masyarakat.
Mengutip data Bank Dunia, ia menyoroti bahwa 68,2% masyarakat Indonesia hidup dengan pengeluaran di bawah Rp49.000 per hari.
“Untuk sebagian besar rakyat, mimpi punya barang semahal itu aja mungkin nggak berani. Karena buat nyari sisa uang buat ditabung aja susah. Masa nggak tau sih ada sebanyak itu orang miskin?” ujarnya.
Lebih lanjut, Annisa menilai pejabat publik seharusnya memiliki empati dengan tidak memamerkan kemewahan di ruang publik.
“Menurutku nggak wajar orang yang ngurus negara pakai tas ratusan juta, sementara rakyatnya hidup dengan Rp49.000 per hari. Rasanya udah kayak di luar kendali banget. Kita tuh harus ngapain ya? Ada yang punya ide nggak sih?” pungkasnya.
(apr)