Namun langkahnya tertahan oleh rentetan kasus hukum, mulai dari skandal Bygmalion (pendanaan kampanye 2012), kasus penyadapan (affaire Bismuth), hingga kasus dana Libya yang kini menjatuhkannya.
Dalam sidang terakhir, Sarkozy menegaskan bahwa semua tuduhan terhadapnya adalah bentuk balas dendam politik dari sebagian aparat hukum yang menentang reformasinya.
“Jika mereka ingin saya tidur di penjara, saya akan tidur di penjara dengan kepala tegak,” ujarnya di hadapan pengadilan Paris, melansir dari media Prancis, El Pais.
Meski kini mengenakan borgol dan gelang elektronik, pengaruh Sarkozy belum sepenuhnya padam.
Banyak politisi muda, termasuk tokoh kanan-tengah dan bahkan Presiden Emmanuel Macron, masih menganggapnya sebagai mentor politik.
Warisan yang Pahit
Dari anak imigran Hungaria hingga menjadi pemimpin negeri besar Eropa, perjalanan Sarkozy sejatinya adalah simbol mobilitas sosial Prancis.
Namun akhir kisahnya kini menjadi peringatan: bahwa kekuasaan, ambisi, dan kedekatan dengan uang bisa menjadi campuran berbahaya bagi siapa pun yang pernah berada di puncak politik.
Tiga dekade setelah foto heroiknya di Neuilly-sur-Seine, dunia kini mengingat Nicolas Sarkozy dengan gambar lain — seorang mantan presiden yang melangkah masuk ke penjara. (tam)




