Lahir pada 1955 dari keluarga kelas menengah, Sarkozy bukan berasal dari kalangan elite Prancis.
Namun berkat kecerdasan dan daya juangnya, ia berhasil menembus lingkar kekuasaan Partai Gaullis.
Pada usia 28 tahun, ia sudah menjadi wali kota, kemudian menteri anggaran di usia 38, dan akhirnya Presiden Prancis pada 2007.
Gaya kepemimpinannya berbeda dari para pendahulunya.
Sarkozy tampil sebagai “presiden pop” — tampil di majalah, dekat dengan selebritas, dan gemar menunjukkan sisi glamor kehidupan pribadinya.
Pernikahannya dengan supermodel Carla Bruni menjadikannya figur publik yang tak hanya politis, tetapi juga penuh sensasi.
Namun di balik kilau itu, banyak kritik bermunculan.
Gaya kepemimpinannya dianggap otoriter, terlalu dekat dengan pengusaha besar, dan gagal mengangkat ekonomi rakyat pasca krisis 2008.
Kekalahan dari François Hollande pada 2012 menandai akhir karier politiknya di tingkat tertinggi.
Dari Puncak Kekuasaan ke Balik Jeruji Besi
Selepas kekalahan, Sarkozy berupaya kembali ke panggung politik lewat Partai Les Républicains.




