Periode ini berlangsung hingga situasi memungkinkan untuk kembali memusatkan pemerintahan.
Bireuen, Aceh (sekitar seminggu pada 1948)
Bireuen disebut dalam sejumlah laporan sebagai kota yang pernah menjadi ibu kota untuk waktu sangat singkat.
Sekitar Juni 1948, saat Yogyakarta dikuasai Belanda, pemerintah berpindah ke wilayah Bireuen di Aceh yang dianggap relatif aman sebagai benteng alam.
Namun keberadaannya sebagai “ibu kota” bersifat sementara dan durasinya hanya beberapa hari hingga minggu.
Beberapa sumber menyebut bahwa ketua pemerintahan darurat atau tokoh pemerintahan sempat tinggal di Bireuen.
Kesimpulan
Perjalanan sejarah pemindahan ibu kota di Indonesia menunjukkan bahwa keputusan tersebut selalu terkait erat dengan kondisi politik dan keamanan negara.
Jakarta, Yogyakarta, Bukittinggi, hingga Bireuen menjadi saksi bagaimana pemerintah berupaya memastikan jalannya pemerintahan tetap berfungsi di tengah krisis. (daf)