MEGAPOLITIK.COM - Tidak banyak pemimpin dunia yang berani mengambil keputusan ekstrem dalam bulan-bulan pertama menjabat.
Namun, itulah yang dilakukan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili pada awal 2004.
Hanya beberapa minggu setelah resmi dilantik, Saakashvili mengguncang negaranya dengan sebuah langkah berani: memecat seluruh polisi lalu lintas dan sebagian besar aparat berseragam yang sudah lama dicap sebagai simbol korupsi.
Tidak ada proses panjang, tidak ada kompromi.
Polisi yang selama puluhan tahun berkuasa di jalan-jalan Georgia diberhentikan massal, lalu digantikan oleh pasukan baru yang dibangun dari nol.
Keputusan itu kemudian menjadi salah satu reformasi paling terkenal di era pasca-Soviet, dan menjadikan Georgia contoh bagaimana sebuah institusi rusak bisa direformasi bila ada keberanian politik.
Polisi: Wajah Korupsi di Georgia
Bagi warga Georgia pada awal 2000-an, polisi bukanlah pelindung.
Mereka justru dianggap sebagai ancaman terbesar dalam kehidupan sehari-hari. Aparat menahan kendaraan sembarangan, meminta “uang kopi”, bahkan terlibat langsung dalam bisnis narkoba dan penyelundupan.
Seorang mantan polisi mengaku, gaji yang diterima kala itu jauh dari layak.
“Ada berbulan-bulan di mana gaji tidak dibayar sama sekali. Jadi, pemerintah sebenarnya mendorong polisi untuk mencari uang dengan cara lain,” ungkapnya.
Tidak mengherankan bila publik menaruh kebencian mendalam. Bagi masyarakat, polisi adalah wajah nyata dari rezim lama yang korup dan gagal membangun negara.
Ketidakpuasan itu memuncak pada 2003, ketika Revolusi Mawar meledak dan memaksa Presiden Eduard Shevardnadze turun dari kursi kekuasaan.
Momentum Revolusi dan Tekanan Publik
Naiknya Saakashvili ke kursi presiden membawa harapan baru.
Dengan kemenangan telak 96 persen suara, ia memiliki modal politik besar. Namun, ia tahu dukungan rakyat bisa cepat memudar jika tidak segera ada perubahan nyata.
Di titik itulah, reformasi kepolisian dipilih sebagai langkah pertama.
Alasannya jelas: masyarakat berinteraksi langsung dengan polisi setiap hari. Jika wajah polisi berubah, maka wajah negara pun ikut berubah.