“Setiap kebijakan yang kami ambil selalu mengedepankan prinsip transparansi, keadilan, dan niat baik. Pengawasan serta akuntabilitas menjadi hal yang tidak bisa ditawar,” tegas Nadiem.
Ada Kajian Sebelum Pilih Chromebook
Nadiem juga memaparkan alasan di balik pemilihan Chromebook sebagai perangkat utama dalam pengadaan. Tim Kemendikbudristek melakukan kajian dan menemukan bahwa harga Chromebook lebih hemat 10–30 persen dibandingkan laptop dengan sistem operasi lain.
Selain itu, ChromeOS bersifat gratis, sementara OS lainnya memerlukan lisensi berbayar antara Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta.
Keunggulan lain dari Chromebook adalah kemampuan kontrol aplikasinya yang memungkinkan perlindungan dari konten berbahaya seperti pornografi dan judi online—semuanya tanpa tambahan biaya.
“Banyak keunggulan teknis dan keamanan dari Chromebook yang membuatnya layak dipilih. Meski fitur offline-nya terbatas, tetap bisa digunakan tanpa internet,” terang Nadiem.
Bukan untuk Daerah 3T
Nadiem juga meluruskan informasi yang beredar.
Ia menegaskan bahwa pengadaan laptop di masa kepemimpinannya tidak ditujukan untuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Sekolah yang menjadi sasaran program ini adalah sekolah yang telah memiliki akses internet memadai.