MEGAPOLITIK.COM - Sejarah kepemimpinan Indonesia tak hanya mencatat perjalanan politik para presiden, tetapi juga jejak keluarga yang melatarbelakangi mereka.
Dari presiden pertama hingga presiden kedelapan, masing-masing memiliki kisah orang tua yang turut memberi warna dalam kehidupan pribadi maupun gaya kepemimpinannya.
Ada yang lahir dari keluarga sederhana, ada pula yang berasal dari kalangan bangsawan atau ulama besar.
Latar belakang orang tua itu kemudian menjadi bagian penting dalam memahami perjalanan hidup para pemimpin bangsa.
Berikut adalah jejak para orang tua dari presiden pertama hingga kedelapan Indonesia:
Soekarno (Presiden ke-1, 1945–1967)
Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia, lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai Srimben.
Ayahnya adalah seorang guru asal Jawa keturunan bangsawan, sementara ibunya berasal dari kasta Brahmana di Bali yang merupakan keponakan Raja Singaraja terakhir.
Kisah cinta keduanya sempat ditentang karena perbedaan budaya dan agama, namun akhirnya mereka menikah pada 15 Juni 1897.
Dari pernikahan itu lahir Koesno Sosrodihardjo atau Soekarno, yang kemudian dikenal sebagai “Putra Sang Fajar”.
Kehidupan sederhana orang tuanya serta perpaduan latar Jawa dan Bali menjadi fondasi penting yang membentuk kepribadian Bung Karno sebagai pemimpin bangsa.
Soeharto (Presiden ke-2, 1967–1998)
Soeharto, presiden kedua Indonesia, lahir pada 8 Juni 1921 di Kemusuk, Yogyakarta, dari pasangan Kertosudiro yang berprofesi sebagai petani sekaligus pengatur irigasi dan Sukirah.
Saat masih bayi, kedua orang tua Soeharto berpisah sehingga Soeharto sempat dititipkan kepada Mbah Kromo, seorang dukun bayi yang merawatnya hingga usia empat tahun.
Setelah itu, ia kembali diasuh oleh ibunya yang telah menikah lagi dengan Atmopawiro, sementara ayah kandungnya juga memiliki keluarga baru.
Masa kecil Soeharto banyak diwarnai perpindahan asuhan antara keluarga inti, pengasuh, dan keluarga tiri.
Kehidupan sederhana dari keluarga petani itulah yang membentuk watak disiplin dan ketangguhan Soeharto sebelum kelak meniti karier di militer hingga menjadi presiden.