"Hubunganku dengan Inggit juga tidak berjalan harmonis. Suatu malam, demi mencari sedikit ketenangan dan percakapan yang lembut, aku menemani seorang teman ke rumah Geisha. Saat pulang, Inggit mengamuk. Ia menjerit padaku. Ia melempar barang-barang. Salah satunya, sebuah cangkir, mengenainya kepalaku," cerita Bung Karno.

Hingga akhirnya, perceraian yang menjadi pilihan.
Sebelum keputusan itu diambil, pihak keluarga dari Inggit sampai harus membujuk sang ibu untuk akhirnya bisa yakin bercerai dengan Bung Karno.
Ratna Djuami (anak angkat Inggit) dan Asmara Hadi (suami Ratna Djuami) adalah pihak yang menyakinkan soal perceraian itu kepada Inggit.
"Bu," seru Ratna Djuami kepada Inggit suatu malam, "Bapak sudah tidak tenang, gugup. Beliau terlihat tertekan. Kesehatannya menurun."
"Dan kami percaya itu karena masalah pribadinya," tambah Asmara Hadi dengan enggan. "Mungkin kalau beliau tidak terkoyak oleh urusan lain, segalanya akan berbeda. Tapi ketidakbahagiaan ini, ditambah semua beban lainnya, menguras kekuatannya." demikian ditulis dalam autobigrafi tersebut.