MEGAPOLITIK.COM - Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) kini menghadapi sorotan terkait utangnya.
Pemerintah dan mitra Tiongkok membuka opsi restrukturisasi pinjaman, termasuk pembicaraan memperpanjang tenor pembayaran menjadi hingga 60 tahun.
Langkah ini dimaksudkan untuk meredam beban fiskal jangka pendek dan memberi ruang bagi pengelola proyek menata arus kas.
Skema ini memunculkan pertanyaan, berapa besaran cicilan per tahun dan kapan utang proyek ini benar-benar lunas?
Total Utang dan Penyebab Pembengkakan
Total utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh mencapai sekitar Rp 116 triliun.
Mayoritas utang ini berasal dari pinjaman luar negeri, khususnya dari China Development Bank (CDB), yang membiayai sekitar 75% dari total biaya proyek.
Proyek ini mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) dari rencana awal sebesar USD 6,02 miliar menjadi USD 7,26 miliar, atau sekitar Rp 119,79 triliun.
Dengan demikian, total utang proyek Whoosh saat ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 116 triliun.
Skema Restrukturisasi Tenor Diperpanjang ke 60 Tahun
Opsi memperpanjang tenor hingga 60 tahun dibahas untuk menurunkan beban pembayaran tahunan langsung (cash outflow) sehingga KCIC/Danantara punya ruang menutup biaya operasional dan bunga tanpa menuntut dukungan likuiditas mendadak dari APBN.
Skema yang diutarakan termasuk memperpanjang masa tenggang pokok dan menyusun ulang profil pembayaran (mis. bunga berjalan tetap, pelunasan pokok amat panjang).
Pembicaraan ini masih berupa negosiasi diplomatik dan keuangan antara pihak Indonesia dan kreditur Tiongkok.
COO Danantara, Dony Oskaria menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan negosiasi dengan pemerintah China terkait penyelesaian utang proyek Whoosh.
Tim negosiasi akan dikirim ke China untuk membahas lebih lanjut mengenai tenor pinjaman, suku bunga, dan mata uang yang digunakan dalam pembayaran utang.
Apakah Pembayaran Sudah Dimulai?
Menurut pernyataan General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, mengungkapkan bahwa pembayaran pinjaman utang kepada CDB sudah dimulai pada tahun 2024.
“Kalau itu kita sudah mulai bayar, kan dari awal memang sudah mulai dialokasikan,” ujar Eva kepada wartawan di Depo Tegalluar Joint Workshop, Bandung, Senin (29/7/2024) yang dilansir dari CNBC.
Namun, pembicaraan restrukturisasi (mis. tenor 60 tahun) dan detail rinci mekanisme pembayaran disepakati kemudian sebagai tindak lanjut negosiasi.
Cicilan Tahunan Rp 2 Triliun
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bahwa estimasi angka cicilan sekitar Rp 2 triliun per tahun.
Angka ini mencakup pembayaran pokok dan bunga utang, dengan beban bunga tahunan diperkirakan mencapai sekitar US$120 juta hingga US$130 juta (sekitar Rp2 triliun).
Untuk menutupi kewajiban tersebut, Purbaya menyarankan agar Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) memanfaatkan dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikelola.
Danantara diperkirakan menerima dividen sekitar Rp 90 triliun per tahun, yang cukup untuk menutupi cicilan tahunan proyek Whoosh sebesar Rp 2 triliun.
Kapan Utang Whoosh Lunas?
Perkiraan pelunasan utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) dengan skema restrukturisasi tenor 60 tahun masih dalam tahap negosiasi dan belum ada kesepakatan final.
Tetapi karena ada masa tenggang, kemungkinan pembayaran pokok efektif baru dimulai setelah masa tenggang berakhir sehingga tanggal pelunasan aktual bisa bergeser.
Sampai adanya perjanjian tertulis antara KCIC/Danantara, pemerintah, dan kreditur (CDB) yang dipublikasikan, tanggal pelunasan final belum bisa ditetapkan secara pasti.
Sebagai asumsi jika tenor 60 tahun ditetapkan dan pembayaran utang telah di lakukan pada 2024, maka utang proyek yang sebelumnya diperkirakan akan lunas pada tahun 2084 artinya pembayaran utang akan berlangsung selama sekitar 11 kali pergantian presiden Indonesia.
Perlu diketahui, tim negosiasi dari Danantara dan pemerintah Indonesia direncanakan akan berangkat ke China untuk melanjutkan pembicaraan mengenai restrukturisasi utang.
Meskipun demikian, belum ada jadwal pasti mengenai kapan negosiasi tersebut akan dilakukan.
Tanggapan Jokowi Soal Utang Whoosh
Di tengah tajamnya sorotan publik terkait besarnya utang whoosh, mantan Presiden Jokowi akhirnya memberikan tanggapan terkait proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh).
Dalam penjelasannya yang dilansir dari Detiknews, Jokowi menekankan bahwa proyek ini merupakan investasi strategis untuk mengatasi kemacetan parah di Jabodetabek dan Bandung yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Jokowi juga menegaskan bahwa transportasi massal seperti Kereta Cepat Whoosh bukan hanya soal laba, tetapi juga keuntungan sosial, seperti pengurangan emisi karbon dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Ia menilai subsidi yang diberikan pemerintah dalam proyek ini sebagai bentuk investasi, bukan beban, karena manfaat jangka panjang yang dihasilkan.
Kesimpulan
Utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) mencapai Rp 116 triliun, dengan cicilan tahunan sekitar Rp 2 triliun dan opsi restrukturisasi tenor 60 tahun.
Jokowi menekankan proyek whoosh ini sebagai investasi strategis untuk transportasi massal dan manfaat sosial jangka panjang, bukan sekadar soal laba. (daf)




