MEGAPOLITIK.COM - Kasus kematian Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana (Unud), masih menjadi topik hangat yang ramai diperbincangkan publik.
Belum lama ini, sang ayah, Lukas Triana Putra, mengungkap tiga kejanggalan yang ia temukan setelah putranya meninggal dunia pada Rabu (15/10/2025).
Diketahui, Timothy Anugerah Saputra diduga tewas akibat terjatuh dari lantai empat gedung FISIP, dan sempat dikaitkan dengan dugaan bunuh diri.
Namun, hal ini tak langsung dipercaya oleh Lukas.
Lukas mengaku telah meninjau langsung tempat kejadian perkara (TKP) di kampus Universitas Udayana, dan menemukan sejumlah hal yang dianggap janggal.
Berikut beberapa kejanggalan yang ditemukan:
1. Keberadaan CCTV
Menurut Lukas, pihak kampus sebelumnya menyatakan tidak ada kamera pengawas di sekitar lokasi kejadian.
Namun, setelah ia mendatangi gedung FISIP, ternyata terdapat CCTV terpasang di lantai empat, tepat di area yang diduga menjadi lokasi sang anak kemungkinan sempat berada.
“Saya sendiri datang dan melihat ada CCTV di lantai empat. Tapi pihak kampus bilang tidak ada. Itu yang membuat saya heran,” ujar Lukas pada (19/10/2025) mengutip Metro TV News.
2. Struktur Bangunan
Lukas menyebut kecil kemungkinan Timothy Anugerah Saputra jatuh dari lantai empat karena konstruksi gedung tidak memungkinkan seseorang bisa terjatuh dengan mudah.
“Kalau dia benar-benar jatuh dari lantai empat, secara bangunan itu hampir tidak mungkin,” tuturnya.
3. Pernyataan Berubah-ubah dari Pihak Kampus
Awalnya, kampus menyebut Timothy Anugerah Saputra jatuh dari lantai dua.
Namun, sehari kemudian, informasi itu diralat menjadi dari lantai empat.
“Hari pertama mereka bilang lantai dua, besoknya diganti jadi lantai empat. Keterangan berubah-ubah seperti itu bikin kami bingung,” ungkapnya.
Selain menemukan kejanggalan, Lukas juga menyayangkan sikap beberapa saksi mahasiswa yang disebutnya tidak memberikan keterangan yang konsisten.
Karena itu, ia memutuskan untuk melaporkan kasus ini ke Polres Denpasar agar diusut secara tuntas.
Terkait isu perundungan (bullying) yang menyeret nama putranya, Lukas mengaku sangat terpukul setelah melihat percakapan teman-teman Timothy Anugerah Saputra yang menghina almarhum.
Meski begitu, ia memilih untuk memaafkan mereka.
“Sebagai manusia saya tentu sakit hati, tapi saya diajarkan untuk memaafkan. Saya serahkan saja semuanya kepada Tuhan dan pihak kampus,” ujarnya tenang.
Lukas menegaskan, dirinya tidak ingin membalas dendam karena menurutnya para pelaku sudah menerima sanksi sosial dari masyarakat.
Ayah Timothy Meminta Maaf
Lukas Triana Putra juga menyampaikan permintaan maaf mewakili keluarga kepada seluruh pihak di kampus Universitas Udayana yang pernah berinteraksi dengan putranya, Timothy Anugerah Saputra.
“Kami dari keluarga memohon maaf jika selama hidupnya Timi pernah berbuat salah kepada dosen, teman, atau siapa pun di lingkungan kampus,” tutup Lukas Triana Putra.
Kematian Timothy Anugerah Saputra kini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian, sementara publik menanti kejelasan dari pihak kampus atas berbagai kejanggalan yang terungkap.
(apr)




