MEGAPOLITIK.COM - Presiden ke 6 Republik Indonesia yang menjabat dua periode dari 2004 - 2014, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ungkap bahwa masa depan dunia saat ini ada di tangan lima orang kuat dunia.
Hal ini merespon kondisi yang saat ini terjadi di Timur Tengah, dimana munculnya perang Iran - Israel yang sampai saat ini masih berlangsung.
Melalui akun X-nya, dilihat redaksi Megakaltim.com pada Jumat (20/6/2025), SBY ungkap lima orang kuat dunia itu.
"Saat ini, situasi di Timur Tengah semakin berbahaya. Jika Perang Iran-Israel menjadi “out of control”, dunia benar-benar di ambang malapetaka," tulis SBY di awal pernyataannya.
Ia kemudian sebut soal lima orang kuat tersebut.
"Masa depan dunia, dari sisi perdamaian dan keamanan, ke depan ini akan ditentukan oleh lima orang kuat (strong men). Yang pertama dan kedua adalah Benjamin Netanyahu dan Ali Khamenei. Sedangkan yang ketiga, keempat dan kelima (yang lebih kuat lagi) adalah Donald Trump, Vladimir Putin dan Xi Jinping," kata SBY.
Besarnya pengaruh dari lima orang kuat ini, diharapkan SBY bisa dibarengi dengan kearifan serta kejernihan pikiran dalam mengambil keputusan dan tindakan.
"Jangan ada salah keputusan dan “miscalculation” (salah hitung). Kalau gegabah dan salah, akan menimbulkan kematian dan kehancuran yang dahsyat di banyak bangsa dan negara. Sejarah mencatat, banyak peperangan yang berangkat dari ego dan ambisi para pemegang kekuasaan (power holders),".
"Dari abad ke abad, selalu ada “warlike leaders“ (pemimpin yang sangat gemar berperang). Padahal, sejatinya manusia sedunia lebih mencintai kedamaian dan perdamaian. Perang besar, apalagi Perang Dunia ke-3, masih bisa dicegah. Harus bisa dicegah. Waktu dan jalan masih ada. *SBY*," cuitnya.
Update Perang Iran - Israel
Ketegangan antara Israel dan Iran terus meningkat hingga hari ketujuh konflik.
Pada Kamis (19/6), kedua negara kembali terlibat saling serang. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan belum akan segera memutuskan apakah negaranya akan ikut dalam konflik tersebut.
Trump Masih Menunggu, Masih Ada Peluang Negosiasi
Presiden Trump menyebut bahwa peluang untuk menggelar negosiasi dengan Iran masih terbuka, sehingga ia akan menunda keputusan untuk mendukung serangan militer Israel setidaknya dua minggu ke depan.
“Karena masih ada kemungkinan pembicaraan dengan Iran dalam waktu dekat, saya akan mempertimbangkan keputusan untuk ikut serta atau tidak dalam dua minggu ke depan,” ujar Trump dalam pernyataan resminya.
Sementara itu, Iran dan para diplomat Eropa dijadwalkan bertemu di Jenewa pada Jumat dalam pembicaraan nuklir.
Pertemuan ini akan dihadiri oleh perwakilan dari Inggris, Prancis, Jerman, Uni Eropa, dan pejabat tinggi Iran, Abbas Araghchi.
Laporan dari The Wall Street Journal menyebut bahwa Trump telah menyetujui rencana serangan terhadap Iran, namun masih menunggu respons dari Teheran soal program nuklir mereka.
Moskow, sekutu utama Iran, memperingatkan bahwa intervensi militer AS akan menjadi tindakan yang sangat berisiko.
Di Irak, kelompok pro-Iran juga mengancam akan melakukan serangan balasan jika AS ikut campur.
Rumah Sakit Israel Jadi Korban Serangan
Serangan rudal Iran menghantam sebuah rumah sakit di Beersheba, wilayah selatan Israel, pada Kamis.
Akibatnya, Rumah Sakit Soroka dilaporkan mengalami kebakaran hebat dan sedikitnya 40 orang terluka, menurut keterangan direktur rumah sakit, Shlomi Codish.
Iran mengklaim bahwa target utama serangan rudal mereka adalah pangkalan militer dan intelijen di sekitar lokasi, bukan rumah sakit.
Komite Palang Merah Internasional menegaskan bahwa rumah sakit harus mendapat perlindungan sesuai hukum internasional.
Sementara itu, Komisioner HAM PBB, Volker Turk, mengingatkan agar kedua pihak menahan diri dan tidak menjadikan warga sipil sebagai korban.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Iran akan menerima balasan yang berat atas serangan tersebut.
Korban Jiwa Terus Bertambah
Otoritas Israel menemukan jasad seorang perempuan Ukraina berusia 31 tahun, Maria Peshkarova, yang menjadi korban serangan rudal Iran di Bat Yam.
Perempuan tersebut menjadi korban kesembilan dari serangan yang terjadi empat hari sebelumnya.
Dengan penemuan ini, jumlah korban tewas di Israel sejak awal konflik meningkat menjadi 25 orang.
Sementara itu, pihak berwenang Iran sebelumnya menyebut serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 224 orang, termasuk di antaranya komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.
Data terbaru belum dirilis sejak pengumuman tersebut. (tam)