Minggu, 24 Agustus 2025
Tambang Nikel di Raja Ampat

PT Gag Nikel Tetap Beroperasi di Tengah Pencabutan Izin Tambang di Raja Ampat, Produksinya 3 Juta Wet Metric Ton Per Tahun

Rabu, 11 Juni 2025 - 11:10

NIKEL - Ilustrasi batu nikel. Data KLH, ada 4 perusahaan nikel yang ada di sekitar Raja Ampat/ Unsplash

MEGAPOLITIK.COM -  Pemerintah resmi mencabut empat izin usaha pertambangan (IUP) di wilayah Raja Ampat, Papua Barat Daya. Namun, PT Gag Nikel tetap diberi lampu hijau untuk melanjutkan operasinya.

Anak perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) ini memegang posisi penting dalam portofolio tambang nikel Antam karena memiliki cadangan terbesar ketiga di antara seluruh tambang yang dimiliki perusahaan.

Manajer Quality Control PT Gag Nikel, Ahmad Akhsan, menyampaikan bahwa perusahaan menargetkan produksi nikel mencapai 3 juta wet metric ton (wmt) per tahun selama periode 2024 hingga 2026.

“Produksi tahun 2024 kami capai 3 juta wmt. Saat ini sedang mengajukan revisi rencana produksi untuk tahun berjalan,” ujarnya di Raja Ampat, melansir dari Katadata. 

Sejak 2008, PT Gag Nikel sepenuhnya dimiliki oleh Antam setelah mengakuisisi 75% saham milik Asia Pacific Nickel Pty. Ltd.

Perusahaan ini beroperasi berdasarkan Kontrak Karya Generasi VII Nomor B53/Pres/I/1998 yang ditandatangani Presiden RI pada 19 Januari 1998.

Dalam laporan kinerja kuartal I 2025 kepada investor, Antam menyebutkan bahwa Gag Nikel menyimpan cadangan mencapai 56 juta wmt, dengan total sumber daya mencapai 320 juta wmt. Jumlah ini lebih besar dibandingkan tambang Antam di Konawe Utara yang memiliki cadangan 49 juta wmt dan sumber daya 234 juta wmt, namun masih di bawah dua tambang lainnya milik PT Sumber Daya Arindo dan PT Nusa Karya Arindo yang beroperasi di Halmahera, Maluku Utara.

Secara keseluruhan, cadangan nikel milik Antam mencapai 494 juta wmt, dengan sumber daya sekitar 1,32 miliar ton.

Kontribusi Gag Nikel terhadap Kinerja Antam

Pada 2024, Antam mencatat produksi bijih nikel sebesar 9,9 juta wmt, menghasilkan pendapatan sekitar Rp 5,4 triliun. Dari jumlah tersebut, kontribusi Gag Nikel sekitar 30% atau senilai Rp 1,6 triliun.

Secara umum, sektor nikel makin berperan penting dalam bisnis Antam. Pendapatan dari bijih nikel tahun lalu tercatat sebesar Rp 9,6 triliun, atau 14% dari total penjualan Rp 68,19 triliun.

Pada kuartal I 2025, penjualan nikel (bijih dan feronikel) mencapai Rp 3,8 triliun dari total pendapatan Antam Rp 26,15 triliun—meningkat menjadi 14,5%.

Meski penjualan emas masih mendominasi dengan kontribusi Rp 57,6 triliun sepanjang 2024 dan Rp 21,6 triliun pada kuartal I 2025, nikel mulai menunjukkan daya saing.

Produksi bauksit juga masih berlangsung, meski kontribusinya relatif kecil.

Dari sisi laba, Antam mencetak lonjakan signifikan pada kuartal I 2025 dengan keuntungan bersih Rp 3,63 triliun—naik lebih dari 10 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, jika dibandingkan kuartal I 2023, kenaikannya sekitar dua kali lipat dari Rp 1,66 triliun. (tam)

Populer
recommended
Jangan Lewatkan
Our Networks
Member of mediaemas.id