MEGAPOLITIK.COM - Protes menentang pemerintah di Nepal memuncak menjadi kekerasan pada Selasa, dengan laporan resmi menyebutkan setidaknya 19 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka, demikian dilaporkan Reuters.
Para demonstran, sebagian besar dari Generasi Z, membakar Gedung Parlemen, kediaman pejabat pemerintah, menyerbu penjara, dan memaksa Perdana Menteri KP Sharma Oli mengundurkan diri di ibu kota Kathmandu.
Media lokal melaporkan bahwa rumah mantan Perdana Menteri Jhala Nath Khanal diduga dibakar saat istrinya, Ravi Laxmi Chitrakar, berada di dalam kediaman Dallu.
Chitrakar mengalami luka bakar serius dan dilarikan ke Kirtipur Burn Hospital, menurut keluarga dan laporan The New York Times.
Kekerasan ini bermula minggu lalu setelah pemerintah melarang sejumlah platform media sosial besar, termasuk Facebook, X, dan YouTube.
Meskipun larangan dicabut, para demonstran bersikeras melanjutkan aksi hingga parlemen dibubarkan, menuntut reformasi politik dan menuding partai-partai saat ini melakukan korupsi, demikian laporan The Associated Press.
"Saya di sini untuk memprotes korupsi besar di negara kami," kata mahasiswa Bishnu Thapa Chetri kepada AP.
"Negara ini sudah begitu buruk sehingga bagi kami generasi muda, tidak ada alasan untuk tetap tinggal."
Rumah pribadi Oli juga dibakar, dan asap hitam terlihat membubung dari kompleks Singha Durbar, yang merupakan pusat administrasi utama pemerintah Nepal.
Selain itu, laporan menyebut dua penjara di Nepal barat diserbu, menyebabkan hampir 900 tahanan kabur.
Panglima Angkatan Darat Nepal, Ashok Raj Sigdel, memperingatkan bahwa militer bisa “mengambil alih situasi” jika kekerasan berlanjut, meski ia tetap menyerukan dialog dengan para demonstran.
Situasi di Kathmandu tetap tegang, dengan demonstran bahkan berdiri di atas Singha Durbar yang terbakar sebagai simbol protes terhadap larangan media sosial dan korupsi. (tam)
Source: Fox News