Selasa, 21 Oktober 2025
Pertumbuhan Ekonomi

Maluku Utara Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Indonesia Triwulan II 2025 Capai 5,12%

Ekonomi Triwulan II

Jumat, 3 Oktober 2025 - 19:15

EKONOMI - Pulau Maitara di Maluku Utara, pertumbuhan ekonomi provinsi tertinggi di Indonesia Triwulan II 2025/ Foto: IST

MEGAPOLITIK.COM - Perekonomian Indonesia pada Triwulan II 2025 menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan tahunan (year-on-year) sebesar 5,12 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan ini bervariasi di setiap provinsi, mencerminkan karakteristik ekonomi masing-masing daerah dan fokus pada sektor unggulan lokal. 

Beberapa provinsi mengalami lonjakan signifikan, sementara sebagian lain masih menghadapi kontraksi. 

Kondisi ini menunjukkan dinamika ekonomi regional yang kompleks namun tetap memberikan optimisme bagi pertumbuhan nasional.

Maluku Utara Tampati Posisi Pertama

Provinsi Maluku Utara mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara seluruh provinsi, dengan angka mencapai 32,09 persen. 

Keunggulan ini sebagian besar ditopang oleh ekspansi sektor industri pengolahan dan pertambangan, terutama pengembangan hilirisasi nikel, yang menyuntik investasi besar dan meningkatkan nilai tambah lokal.

Sulawesi Tengah Di Urutan Kedua 

Sulawesi Tengah mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 7,95 persen secara tahunan (year-on-year) pada Triwulan II 2025

Pertumbuhan ini didorong oleh kontribusi kuat dari sektor industri pengolahan serta pertanian, kehutanan, dan perikanan. 

Meskipun ada penurunan ekspor nikel dibandingkan Triwulan I 2025, sektor-sektor tersebut tetap menunjukkan pertumbuhan positif dan menjadikan provinsi ini semakin stabil secara ekonomi. 

Kepulauan Riau Diposisi Ketiga 

Kepulauan Riau mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 7,14 persen (year-on-year) pada Triwulan II 2025.

Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh sektor industri pengolahan dan perdagangan, yang menjadi pendorong utama aktivitas ekonomi di provinsi tersebut. 

Selain itu, investasi atau PMTB juga berkontribusi signifikan terhadap ekspansi ekonomi lokal.

Daftar Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Indonesia (Triwulan II 2025)

  1. Maluku Utara – 32,09%
  2. Sulawesi Tengah – 7,95%
  3. Kepulauan Riau – 7,14%
  4. Bali – 5,95%
  5. Sulawesi Tenggara – 5,89%
  6. Sulawesi Utara – 5,64%
  7. Kalimantan Barat – 5,59%
  8. DI Yogyakarta – 5,49%
  9. Nusa Tenggara Timur – 5,44%
  10. Sumatera Selatan – 5,42%
  11. Kalimantan Selatan – 5,39%
  12. Banten – 5,33%
  13. Jawa Tengah – 5,28%
  14. Jawa Barat – 5,23%
  15. Jawa Timur – 5,23%
  16. DKI Jakarta – 5,20%
  17. Gorontalo – 5,14%
  18. Lampung – 5,09%
  19. Jambi – 4,99%
  20. Bengkulu – 4,99%
  21. Kalimantan Tengah – 4,99%
  22. Sulawesi Selatan – 4,94%
  23. Aceh – 4,82%
  24. Sumatera Utara – 4,69%
  25. Kalimantan Timur – 4,69%
  26. Riau – 4,59%
  27. Kalimantan Utara – 4,54%
  28. Sulawesi Barat – 4,29%
  29. Kepulauan Bangka Belitung – 4,09%
  30. Papua Selatan – 4,09%
  31. Sumatera Barat – 3,94%
  32. Papua – 3,55%
  33. Maluku – 3,19%
  34. Papua Barat Daya – 3,19%
  35. Papua Pegunungan – 3,19%
  36. Papua Barat – -0,23%
  37. Nusa Tenggara Barat – -0,82%
  38. Papua Tengah – -9,83%

Provinsi dengan Pertumbuhan Terendah

Di sisi lain, sejumlah provinsi masih menghadapi kontraksi ekonomi.

Provinsi Papua Tengah mengalami kontraksi ekonomi terdalam di Indonesia pada Triwulan II 2025, dengan pertumbuhan negatif sebesar -9,83% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Penurunan ini disebabkan oleh turunnya produksi sektor pertambangan dan lemahnya ekspor mineral.

Sementara, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatatkan kontraksi ekonomi sebesar -0,82% pada Triwulan II 2025

Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya produksi sektor tambang dan lemahnya ekspor mineral, yang merupakan sektor unggulan provinsi ini.

Papua Barat Daya mencatatkan kontraksi ekonomi sebesar -3,19% pada Triwulan II 2025

Kendala utama yang dihadapi termasuk keterbatasan infrastruktur dan rendahnya investasi, yang menghambat pengembangan sektor-sektor produktif di wilayah tersebut.

Sama seperti Papua Barat Daya, Papua Pegunungan juga mengalami kontraksi ekonomi sebesar -3,19% pada Triwulan II 2025

Faktor-faktor seperti kurangnya konektivitas antarwilayah dan minimnya dukungan investasi menjadi tantangan utama dalam upaya pemulihan ekonomi provinsi ini.

Papua Barat mengalami pertumbuhan ekonomi negatif sebesar -0,23% pada Triwulan II 2025.

Meskipun demikian, kontraksinya tidak sebesar provinsi-provinsi lainnya di kawasan timur Indonesia.

Faktor Pendukung Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025

Pada Triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,12% (year-on-year), didorong oleh beberapa faktor utama yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, antara lain:

1. Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah

Konsumsi tetap stabil sebagai pendorong utama, didukung bansos, gaji ke-13 PNS/TNI/Polri, serta libur panjang yang meningkatkan mobilitas dan sektor jasa.

2. Ekspor Barang dan Jasa

Ekspor tumbuh 10,67% (yoy), terutama dari nonmigas, memberi kontribusi besar pada pertumbuhan nasional.

3. Investasi (PMTB)

Investasi naik 6,99%, mencerminkan kepercayaan investor berkat stabilitas makroekonomi dan kebijakan pro-investasi.

4. Pertumbuhan Lapangan Usaha

Seluruh sektor tumbuh, dengan kenaikan tertinggi pada jasa lainnya (11,31%), jasa perusahaan (9,31%), transportasi (8,52%), serta akomodasi dan makan minum (8,04%).

5. Stimulus Pemerintah

Pemerintah menggelontorkan bansos, insentif pajak, dan dukungan sektor prioritas untuk meningkatkan daya beli serta mendorong aktivitas ekonomi.

Secara keseluruhan, faktor-faktor tersebut berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II 2025, menciptakan momentum positif bagi perekonomian nasional. (daf)

Populer
recommended
Jangan Lewatkan
Our Networks
Member of mediaemas.id