Sebagian masyarakat yang bekerja di PT Melia Raymond Perkasa dan PT KSM merasa kehilangan sumber penghidupan akibat pencabutan IUP tersebut, sehingga melakukan pemalangan terhadap spot wisata di Wayag sebagai bentuk kekecewaan.
Menanggapi situasi ini, Pemkab Raja Ampat telah melakukan kunjungan ke Pulau Manyaifun dan Batan Pele pada Rabu (11/6) untuk mendengar langsung aspirasi masyarakat terdampak.
"Kami sudah turun ke lapangan dan mendengarkan keluhan warga. Hal ini akan kita bahas bersama dalam forum gelar tikar adat," jelas Bupati Orideko.
Ia menegaskan bahwa penyelesaian konflik harus dilakukan dengan mengutamakan dialog dan musyawarah.
"Harapan saya, jangan sampai terjadi konflik horizontal. Kita harus mengedepankan komunikasi. Dalam waktu dekat, kita akan duduk bersama dalam forum adat untuk mencari solusi terbaik bagi semua pihak," pungkasnya. (tam)