MEGAPOLITIK.COM - Anggota Parlemen Belanda, Esther Ouwehand, pemimpin Partai untuk Hewan (PvdD), kembali menarik perhatian publik setelah menunjukkan dukungan terhadap rakyat Palestina di ruang legislatif.
Pada Kamis (19/9), saat debat anggaran berlangsung, Ouwehand mengenakan kaos dengan warna bendera Palestina yang identik dengan warna Merah, Hijau, Putih dan Hitam.
Hal ini memicu reaksi Ketua DPR Belanda, Martin Bosma dari partai sayap kanan PVV, yang menegaskan bahwa anggota parlemen harus berpakaian netral.
Setelah mendapat keberatan dari pimpinan partai lain, Bosma memerintahkan Ouwehand keluar. Namun, Ouwehand menolak meninggalkan ruang debat dan menyatakan bahwa Bosma seharusnya menyingkirkannya jika ia melanggar aturan.
Aksi ini menjadi bentuk protes simbolis terhadap pembatasan ekspresi solidaritas politik di parlemen.
Tidak lama setelah itu, Ouwehand kembali muncul ke publik dengan blus bermotif biji semangka, simbol lain dari solidaritas Palestina. Dengan pakaian barunya ini, ia seolah menunjukkan karakternya yang tak kenal lelah membela Palestina.
Video insiden tersebut kemudian viral di media sosial, memicu pujian dari pendukungnya yang menilai tindakan Ouwehand sebagai bentuk keberanian politik.
Dalam unggahannya di Instagram, Ouwehand menegaskan alasan pakaiannya:
“Karena Kabinet menolak mengakui genosida atau bertindak, menjadi tugas kami untuk terus menunjukkan solidaritas kepada rakyat Palestina. Bebaskan Palestina.”
Dukungan Simbolis dari Politisi Lain
Tidak hanya Ouwehand, pemimpin partai Denk, Stefan van Baarle, juga mengenakan pin bendera Palestina selama debat.
Sementara anggota partai BBB menampilkan pita kuning sebagai bentuk dukungan untuk sandera Israel.
Insiden ini menunjukkan bagaimana simbol-simbol sederhana seperti pakaian dan aksesori digunakan untuk menyuarakan solidaritas politik.
Kondisi Terkini Gaza
Sementara itu, serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 46 warga Palestina sejak fajar, sebagian besar di Gaza City, menurut laporan Al Jazeera.
Salah satu korban adalah Habeeba Abu Shaar, anak berusia tiga tahun yang meninggal akibat kekurangan gizi dan kurangnya perawatan medis di Khan Younis, Gaza selatan.
Aksi Ouwehand menunjukkan bahwa anggota parlemen Belanda kerap menggunakan ekspresi simbolis untuk menekankan solidaritas internasional, terutama terhadap isu Palestina, meski terkadang berbenturan dengan aturan internal parlemen. (tam)