MEGAPOLITIK.COM - Pertumbuhan ekonomi beberapa negara ASEAN hingga kuartal III 2025 menunjukkan dinamika yang menarik.
Vietnam dan Filipina tercatat sebagai dua negara dengan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia, meski tantangan global tetap membayangi.
Vietnam, Pemimpin Pertumbuhan di ASEAN
Vietnam menjadi sorotan utama dengan pertumbuhan PDB mencapai 8,23% pada kuartal III 2025, naik dari 7,96% pada kuartal sebelumnya.
Kinerja ini menjadikan Vietnam sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan ASEAN, mengalahkan Indonesia serta Singapura.
Menurut laporan Reuters, sektor industri dan konstruksi menjadi pendorong utama pertumbuhan.
Surplus perdagangan yang mencapai USD 16,8 miliar turut memperkuat posisi Vietnam dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, termasuk tarif impor dari Amerika Serikat sebesar 20%.
Pemerintah Vietnam menargetkan pertumbuhan ekonomi tahunan 8–8,5% untuk 2025, dengan proyeksi pertumbuhan 10% pada 2026.
Filipina, Stabil Meski Ada Pelambatan
Filipina mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada kuartal III 2025, sedikit melambat dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 5,5%.
Meski ada pelambatan, laju pertumbuhan ini tetap lebih tinggi dibanding Indonesia.
Sektor konsumsi domestik dan investasi publik menjadi pendorong utama pertumbuhan.
Pemerintah Filipina juga fokus meningkatkan kapasitas energi dari gas dan sumber terbarukan untuk memenuhi permintaan listrik yang diperkirakan naik 6,6% dalam dua tahun ke depan.
Indonesia, Masih Bertahan di 4,8%
Sementara itu, Indonesia mencatat pertumbuhan PDB 4,8% pada kuartal III 2025, sedikit menurun dari kuartal sebelumnya sebesar 5,12%. Pemerintah optimistis dapat meningkatkan pertumbuhan di kuartal IV hingga 5,5%, berkat injeksi likuiditas Rp200 triliun dan sejumlah stimulus fiskal lainnya.
Target pemerintah Indonesia adalah mencapai pertumbuhan 6% pada akhir 2025 dan hingga 8% pada 2029, seiring berbagai langkah percepatan ekonomi dan investasi.
Vietnam dan Filipina menunjukkan dinamika positif, meski keduanya menghadapi tantangan global, mulai dari ketegangan perdagangan hingga risiko inflasi.
Indonesia pun terus berupaya menjaga momentum ekonomi dengan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat.
Beberapa kalangan menilai, perbedaan pertumbuhan ini menunjukkan perlunya Indonesia meningkatkan investasi produktif, daya saing industri, dan diversifikasi ekonomi agar mampu bersaing lebih agresif di level ASEAN. (tam)