MEGAPOLITIK.COM - Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online (Ojol) Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menegaskan bahwa para pengemudi beratribut ojol yang bertemu dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Istana Wapres pada Minggu (31/8), bukan bagian dari organisasinya.
“Iya, enggak kenal. Tidak ada yang tahu mereka mewakili siapa. Yang jelas, asosiasi resmi dan terdaftar di negara adalah kami, Garda Indonesia. Kami juga saksi mata langsung insiden yang menimpa almarhum Affan Kurniawan,” kata Igun melansir dari pemberitaan CNN Indonesia, Senin (1/9/2025).
Pertemuan Ojol dengan Wapres Gibran Jadi Sorotan
Dalam video yang diunggah akun Instagram resmi Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), terlihat sejumlah pengemudi ojol menyampaikan keresahan mereka kepada Gibran.
Mereka mengaku pendapatan turun sejak gelombang unjuk rasa nasional berlangsung.
“Alhamdulillah tadi kami lebih banyak memberi masukan kepada Pak Wapres, dan alhamdulillah beliau sefrekuensi dengan kami,” ujar salah satu pengemudi dalam rekaman tersebut.
Dalam kesempatan itu, Gibran juga berjanji akan mengawal proses hukum terkait kematian Affan Kurniawan, pengemudi ojol yang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob saat demonstrasi pada Kamis (28/8).
Garda Indonesia Nilai Pertemuan Janggal
Namun, Igun mempertanyakan pertemuan tersebut karena tidak pernah ada koordinasi dengan asosiasi resmi.
Ia menyebut kelompok yang hadir di Istana Wapres justru tidak pernah berada di lokasi tragedi.
“Mereka tidak pernah ada di lokasi. Padahal kami yang sejak awal mengawal kasus, mulai dari kejadian hingga proses otopsi di RSCM,” tegasnya.
Menurut Igun, banyak pengemudi ojol kecewa karena merasa pertemuan itu tidak benar-benar mewakili mereka.
Ia menduga ada upaya rekayasa atau pencitraan dengan menghadirkan pihak yang tidak jelas asal-usulnya.
“Apakah ini rekayasa atau settingan untuk mencari simpati? Publik harus tahu, kecerobohan ini bisa menimbulkan disinformasi,” ujarnya.
Garda Indonesia Minta Dialog Resmi dengan Wapres
Igun juga menolak anggapan bahwa pertemuan di Istana Wapres mampu meredam kemarahan para pengemudi ojol. Menurutnya, langkah Setwapres justru memperkeruh suasana karena menghadirkan pihak yang tidak sah.
“Ini seolah-olah sudah ada perdamaian, padahal proses hukum tragedi Affan belum selesai. Bahkan olah TKP pun belum dilakukan,” kata Igun.
Ia menegaskan, jika pemerintah ingin berdialog, maka harus melibatkan asosiasi resmi yang berbadan hukum, bukan individu atau kelompok yang tidak jelas perwakilannya.
“Kami ini lembaga, bukan perorangan. Jadi kalau mau bicara soal nasib ojol, harus dengan asosiasi resmi,” pungkasnya. (tam)