
Pada 2021 lalu, publik sempat dihebohkan dengan kemunculan wajah Menteri BUMN Erick Thohir di layar ATM milik bank-bank BUMN.
Langkah itu menuai pro-kontra, bahkan sebagian pihak menuding Erick tengah memanfaatkan fasilitas negara demi mendongkrak popularitas pribadi.
Menanggapi sorotan tersebut, Erick akhirnya angkat bicara saat hadir di program Kick Andy yang dipandu Andi F. Noya dan tayang di Metro TV.
Ia menegaskan bahwa tujuannya semata-mata untuk menyampaikan pesan moral terkait nilai AKHLAK, sama seperti ketika ia menyuarakan pentingnya protokol kesehatan.
“Bayangkan kalau saya pasang di BCA, itu baru namanya propaganda. Sementara AKHLAK ini bukan hanya milik BUMN, tapi juga sudah menjadi gerakan ASN yang digaungkan oleh Pak Tjahjo dan Bapak Presiden,” ujar Erick.
Erick pun menepis tudingan bahwa dirinya sedang melakukan kampanye terselubung.
Menurutnya, tidak ada yang salah jika fasilitas BUMN digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan positif.
Ia bahkan mencontohkan, banyak kementerian lain yang memasang baliho di depan kantor masing-masing.
“Kalau begitu, apakah itu berarti mereka mempromosikan diri? Kan tidak. Memang letaknya di depan kantor kementeriannya. Sama halnya ketika ada gambar saya bersama Pak Basuki (Menteri PUPR) dalam kampanye AKHLAK, itu murni karena ada kerja sama antara Kementerian PUPR dan BUMN,” jelasnya.
3. Ganjar Pranowo (Muncul pada Tayangan Azan Magrib di Televisi)

Ganjar Pranowo sempat jadi sorotan publik pada 2023 lalu setelah wajahnya muncul dalam video azan magrib yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi nasional.
Saat itu, Ganjar tengah berstatus sebagai Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari PDI Perjuangan sehingga kemunculannya di tayangan religi tersebut memicu perdebatan.
Dalam video itu, Ganjar digambarkan sedang berwudhu lalu melaksanakan salat berjamaah di masjid, mengenakan baju koko putih, peci hitam, dan sarung.
Adegan itu langsung menimbulkan polemik.
Sebagian pihak menilai tayangan tersebut sarat dengan politik identitas karena menonjolkan sisi religius seorang kandidat yang akan maju di Pilpres.
Anggota Bawaslu, Totok Hariyono, bahkan menyebut lembaganya sempat menelusuri ada tidaknya potensi pelanggaran etik atau norma kampanye.
Sementara pengamat pemilu, Kaka Sumita, berpendapat tayangan itu mengarah pada politisasi identitas karena berusaha menampilkan sisi agama Ganjar di ruang publik untuk memengaruhi pemilih.
Namun, bantahan datang dari Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
Menurutnya, video azan tersebut hanya memperlihatkan kehidupan spiritual Ganjar yang religius, bukan bentuk kampanye terselubung.
Reaksi warganet pun terbelah.
Ada yang menilai Ganjar sedang memainkan politik identitas, apalagi karena sebelumnya belum pernah ada pejabat publik yang tampil dalam video azan menjelang pemilu.
Namun ada pula yang menganggap tayangan itu sekadar ajakan untuk beribadah, tanpa muatan politik.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akhirnya angkat bicara.