MEGAPOLITIK.COM - Fenomena anak presiden yang berhasil mengikuti jejak orang tuanya menjadi pemimpin negara bukanlah hal baru dalam dunia politik.
Di berbagai belahan dunia, dari Amerika Serikat hingga Afrika, sejumlah tokoh berhasil naik ke tampuk kekuasaan berkat kombinasi warisan politik, popularitas keluarga, dan strategi kampanye yang kuat.
Meski tidak semua berakhir manis, banyak dari mereka yang tetap dikenang sebagai pemimpin berpengaruh, entah karena prestasi maupun kontroversinya.
Nama-Nama Terkenal dari Keluarga Presiden
Amerika Serikat
Salah satu contoh paling dikenal datang dari Amerika Serikat, di mana George W. Bush berhasil menjadi Presiden ke-43 setelah sebelumnya ayahnya, George H. W. Bush, menjabat sebagai Presiden ke-41.
Keduanya menjadi satu dari sedikit pasangan ayah-anak yang pernah memimpin negara adidaya tersebut.
Kanada
Contoh serupa juga terjadi di Kanada. Justin Trudeau, Perdana Menteri Kanada sejak 2015, adalah putra dari Pierre Trudeau, tokoh legendaris yang dua kali menjabat sebagai perdana menteri pada era 1970-an hingga awal 1980-an.
Justin membawa citra progresif yang lebih modern dibandingkan ayahnya, namun tetap mempertahankan aura kharismatik keluarga Trudeau.
Korea Selatan
Di Asia Timur, Park Geun-hye mencatat sejarah sebagai presiden wanita pertama Korea Selatan.
Ia adalah putri dari Park Chung-hee, mantan presiden yang berkuasa dengan tangan besi selama lebih dari satu dekade.
Namun, karier politik Park Geun-hye berakhir tragis karena pemakzulan akibat skandal korupsi yang mengguncang negeri Ginseng tersebut.
- Enam Tokoh Negara yang Pernah Dibuat Meme Berciuman, Potret Trump dan Putin Pernah Bikin Heboh
- Isi Lengkap Perjanjian Perdagangan Amerika Serikat - Indonesia, Ada Soal Transfer Data Pribadi hingga Pengadaan Pesawat
- Indonesia dan Arab Saudi Sepakati Kerja Sama dengan Investasi Rp 437 Triliun di Sektor Energi dan Petrokimia
Filipina
Di Filipina, ada dua tokoh dari dua keluarga berbeda yang berhasil melanjutkan warisan politik orang tua mereka.
Pertama, Benigno “Noynoy” Aquino III, anak dari pasangan Benigno Aquino Jr. dan Corazon Aquino.
Noynoy menjabat sebagai presiden pada 2010 hingga 2016, membawa semangat reformasi dan antikorupsi seperti yang diwariskan orang tuanya.
Kedua, Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr., putra dari mantan diktator Ferdinand Marcos Sr., berhasil memenangkan pemilu 2022 dengan kampanye nostalgia dan strategi digital yang kuat, meski nama keluarganya masih memicu kontroversi.
Afrika dan Timur Tengah
Fenomena ini juga terjadi di benua Afrika. Di Kenya, Uhuru Kenyatta melanjutkan jejak ayahnya, Jomo Kenyatta, sebagai presiden.
Ia menjabat dari 2013 hingga 2022 dan menjadi salah satu figur sentral dalam stabilitas politik Kenya selama dua periode.
Di Gabon, Ali Bongo Ondimba menggantikan posisi ayahnya, Omar Bongo, yang memimpin negara tersebut selama lebih dari 40 tahun.
Ali Bongo menjabat sebagai presiden sejak 2009 hingga kekuasaannya berakhir pada 2023 lewat kudeta militer.
Kisah serupa juga terjadi di Togo, di mana Faure Gnassingbé meneruskan kekuasaan ayahnya, Gnassingbé Eyadéma, yang menjabat sejak 1967 hingga wafat pada 2005.
Faure kemudian menjadi presiden dan terus berkuasa hingga kini, meski terus mendapat kritik soal praktik dinasti dan demokrasi terbatas.
Dinasti Politik: Tradisi atau Tantangan Demokrasi?
Fenomena anak presiden yang naik menjadi pemimpin negara kerap menimbulkan perdebatan.
Di satu sisi, mereka dianggap memiliki pengalaman politik sejak dini, jaringan kuat, dan kemampuan manajemen pemerintahan.
Namun di sisi lain, kemunculan mereka sering dikritik sebagai bentuk politik dinasti yang membatasi regenerasi kepemimpinan.
Meskipun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa banyak dari tokoh-tokoh ini mampu menciptakan pengaruh besar di negaranya masing-masing, entah lewat program reformasi, kebijakan luar negeri, atau pembangunan ekonomi.
Beberapa di antaranya berhasil menorehkan sejarah positif, sementara lainnya justru tersandung skandal atau kecaman publik. (tam)