MEGAPOLITIK.COM - Rencana Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) untuk mengurangi batas minimal luas rumah subsidi menjadi 18 meter persegi menuai respons beragam.
Salah satu yang dikabarkan tidak setuju adalah Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Hashim Djojohadikusumo, yang juga merupakan adik dari Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Menanggapi kabar tersebut, Menteri PKP Maruarar Sirait atau yang akrab disapa Ara, meminta agar isu ini tidak dibesar-besarkan.
Ia menegaskan, saat ini rencana itu masih dalam tahap pembahasan internal dan belum menjadi kebijakan resmi.
Ara menambahkan bahwa Kementeriannya tetap akan berdiskusi dan berkoordinasi dengan Hashim mengenai rencana pengurangan luas rumah subsidi.
"Tentu saja semua akan didiskusikan. Masa sama Ketua Satgas-nya nggak dibahas? Pasti dibahas, apalagi dengan Pak Hashim," ujar Maruarar Sirait melansir dari Detik.com.
Sikap Hashim yang dikabarkan menolak rencana tersebut juga diungkapkan oleh Anggota Satgas Perumahan, Bonny Z Minang.
Ia mengaku baru mengetahui soal wacana pengurangan luas rumah subsidi dari wartawan, karena belum pernah dibahas dalam rapat-rapat bersama Kementerian.
Bonny lantas menghubungi langsung Hashim yang saat itu sedang berada di London. Dari klarifikasi tersebut, Hashim memastikan dirinya tidak pernah mengetahui ataupun menyetujui pengurangan ukuran rumah subsidi.
"Pak Hashim bilang, dia tidak pernah setuju dan tidak tahu soal rencana itu. Jadi kami di Satgas sepakat, tidak ada pembahasan atau pemikiran untuk memperkecil ukuran rumah subsidi," ungkap Bonny.
Ia menjelaskan bahwa tugas utama Satgas Perumahan yang dibentuk atas mandat Presiden Prabowo adalah memberikan rekomendasi strategis, terutama dalam tiga hal: pengentasan kemiskinan, pengurangan backlog perumahan, serta perbaikan kawasan permukiman.
Dalam mendukung masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), Satgas justru mengusulkan pelonggaran suku bunga agar akses terhadap rumah lebih mudah, bukan dengan memperkecil ukuran rumah yang berpotensi menurunkan kualitas hunian.
“Tak ada satu pun pembahasan dari kami soal pengurangan luas rumah. Fokus kami justru pada akses pembiayaan dan kualitas hidup,” tegas Bonny. (tam)