MEGAPOLITIK.COM - Tak kurang sebanyak 13 perusahaan diketahui diuntungkan dalam kasus dugaan korupsi penjualan solar nonsubsidi di bawah bottom price bahkan di bawah harga pokok penjualan (HPP) milik PT Pertamina (Persero).
Temuan ini terungkap dalam sidang dengan terdakwa mantan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, pada Kamis (9/10/2025) lalu.
Riva didakwa melakukan tindak pidana korupsi bersama-sama terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang periode 2018–2023 di lingkungan Pertamina dan Subholding Pertamina.
Menurut jaksa, praktik penjualan solar murah ini dilakukan oleh pihak terkait di PT Pertamina (Persero) periode 2018–2021 serta PT Pertamina Patra Niaga (PPN) periode 2021–2023.
Penjualan dilakukan kepada pembeli swasta tertentu di bawah harga jual terendah (bottom price) dan bahkan di bawah harga dasar solar bersubsidi.
Jaksa menilai tindakan itu dilakukan dengan alasan menjaga pangsa pasar industri, tetapi tidak memperhitungkan profitabilitas dan melanggar pedoman tata niaga BBM industri sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengelolaan Pemasaran BBM Industri dan Marine PT Pertamina Patra Niaga No. A02-001/PNC200000/2022-S9.
Audit internal menunjukkan kerugian negara mencapai Rp2,54 triliun akibat praktik ini.
Daftar 13 Perusahaan yang Diuntungkan
1. PT Berau Coal — Rp449,10 miliar
Perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. PT Berau Coal dimiliki oleh Sinar Mas Group dan Sojitz Corporation.
Presiden Komisaris: Sulistiyanto Soeherman
Presiden Direktur: Fuganto Widjaja
2. PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) — Rp264,14 miliar
Kontraktor tambang batu bara terbesar di Indonesia, bagian dari BUMA International Group (DOID).
Komisaris Utama: Hamid Awaludin
Direktur Utama: Ronald Sutardja
3. PT Merah Putih Petroleum — Rp256,23 miliar
Perusahaan penyedia dan penyalur migas yang berdiri tahun 2019, dimiliki oleh PT Energi Asia Nusantara dan Andita Naisjah Hanafiah.
4. PT Adaro Indonesia — Rp168,51 miliar
Bagian dari Adaro Group, perusahaan energi terintegrasi yang dikelola oleh keluarga Thohir.