MEGAPOLITIK.COM - Mantan anggota DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus, resmi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) setelah meninggalkan partai lamanya, Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Langkah Bestari Barus ini menyertai jejak rekannya, Ahmad Ali, yang juga memilih berlabuh ke PSI.
Keduanya diperkenalkan sebagai pengurus baru dalam struktur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI periode 2025–2030, yang diumumkan oleh Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni pada acara pelantikan di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat, 26 September 2025.
Dalam susunan pengurus tersebut, Bestari Barus dipercaya menjabat Ketua Bidang Politik, sementara Ahmad Ali ditetapkan sebagai Ketua Harian PSI.
Dengan bergabungnya mereka ke PSI, keanggotaan Bestari Barus dan Ahmad Ali di Partai NasDem otomatis gugur, sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik.
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menyambut kehadiran dua tokoh tersebut dengan optimisme tinggi.
Ia yakin, formasi baru di tubuh PSI akan memperkuat langkah partai menuju parlemen pada Pemilu 2029, terlebih dengan pengalaman politik Ahmad Ali yang dinilai mampu memperkokoh strategi pemenangan partai.
Lantas, bagaimana sosok dari kader NasDem yang pindah ke PSI ini? Simak profil Ahmad Ali dan Bestari Bagus!
Profil Ahmad Ali
Ahmad Ali, lahir di Wosu, Morowali, Sulawesi Tengah, pada 16 Mei 1969, adalah politisi sekaligus pengusaha.
Lulusan Universitas Tadulako ini aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pemuda Pancasila sejak akhir 1990-an.
Ahmad Ali mengawali karier sebagai pengusaha, memimpin sejumlah perusahaan di sektor tambang, pertanian, dan perjalanan seperti PT Graha Mining Utama dan PT Tadulako Dirgantara Travel.
Dari dunia bisnis, Ahmad Ali kemudian masuk politik dan menjadi anggota DPRD Morowali pada 2009, sebelum bergabung dengan Partai NasDem pada 2013 dan menjabat Ketua DPW NasDem Sulawesi Tengah (2013–2018).
Pada 2019, Ahmad Ali melangkah ke DPR RI mewakili Sulawesi Tengah, duduk di Komisi VII serta menjabat Ketua Kelompok Banggar DPR RI.
Ahmad Ali juga dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum NasDem periode 2019–2024.
Ahmad Ali makin dikenal publik ketika ditunjuk menjadi Head Coach Tim Pemenangan Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar (Amin) dalam Pilpres 2024.
Namun, pada Februari 2025, rumah Ahmad Ali sempat digeledah KPK terkait kasus dugaan korupsi mantan Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari, yang terbukti menerima gratifikasi tambang batubara senilai Rp110 miliar dan suap izin perkebunan kelapa sawit sekitar 3–5 dolar AS untuk setiap metrik ton batu bara.
Profil Bestari Bagus
Bestari Barus, pria kelahiran Labuhan Batu, Sumatra Utara, pada 28 Februari 1969, kini berusia 56 tahun.
Bestari Barus telah berkiprah di Partai Golkar, NasDem, hingga kini bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Karier politiknya dimulai di Golkar, di mana Bestari Barus sempat menjabat Ketua Golkar Kepulauan Seribu.
Setelah itu, Bestari Barus pindah ke NasDem ketika partai tersebut masih berbentuk ormas, dan dipercaya sebagai Ketua NasDem Jakarta Pusat.
Saat NasDem resmi menjadi partai politik, Bestari Barus naik menjadi Wakil Ketua DPW NasDem DKI Jakarta.
Bestari Barus kemudian terpilih sebagai anggota DPRD DKI Jakarta periode 2014–2019, mewakili Jakarta Pusat, namun ia gagal kembali ke kursi DPRD pada pemilu berikutnya.
Selain di politik, Bestari Barus juga aktif di organisasi ASPANJI sebagai Wakil Bendahara DPP, serta pernah menjabat Wakil Ketua Pansus penyusunan tata tertib pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2019.
Perjalanannya sempat diwarnai pemeriksaan oleh KPK pada 2016 terkait kasus suap pembahasan perda reklamasi Pantai Utara Jakarta, di mana Bestari Barus diperiksa sebagai saksi.
Pindah Karena Tersentuh Pidato Jokowi
Sebagai mantan kader Partai NasDem, Bestari Barus mengungkap alasan di balik keputusannya bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Bestari Barus mengaku terinspirasi oleh pidato Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, saat Kongres PSI di Solo beberapa waktu lalu.
Menurut Bestari Barus, ucapan Jokowi yang menegaskan tekad untuk terus bekerja keras meski telah selesai menjabat sebagai presiden membuatnya tersentuh.
Bestari Barus menilai, pernyataan itu sangat bermakna karena datang dari sosok yang telah menempuh perjalanan panjang di pemerintahan, dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden RI selama dua periode.
Bestari Barus mengagumi semangat Jokowi yang tak surut meski telah menuntaskan masa baktinya.
Meski menilai NasDem dan PSI sama-sama partai politik yang baik, Bestari akhirnya memilih “berlabuh” di PSI karena merasa tergerak oleh pesan moral Jokowi tersebut.
“Semuanya baik, tapi saya kemudian memutuskan untuk ikut dengan PSI. Kenapa? Karena salah satunya juga atas statement Pak Jokowi itu, bukan sekadar itu saja, tetapi juga bahwa dilandasi beliau itu sudah sangat berpengalaman, gitu loh,” tutur Bestari Barus.
Isu Rusdi Masse Mappasessu Turut Pindah ke PSI
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Saan Mustopa, menegaskan bahwa Rusdi Masse Mappasessu, Ketua DPW NasDem Sulawesi Selatan, masih berstatus sebagai kader partai tersebut.
Ia menampik rumor yang menyebut Rusdi telah mengajukan pengunduran diri.
“Sampai hari ini, beliau masih di NasDem,” ujar Saan, Selasa (30/9/2025).
Ia menambahkan, Rusdi masih tercatat sebagai anggota aktif NasDem sekaligus menjabat Wakil Ketua Komisi III DPR RI.
“Belum ada surat pengunduran diri, beliau masih di posisi yang sama,” lanjutnya.
Sebelumnya, sempat santer beredar kabar bahwa Rusdi Masse (RMS) akan meninggalkan NasDem untuk bergabung dengan PSI.
Isu tersebut mencuat setelah orang dekat RMS, Mulawarman, menyebut bahwa sang politisi telah bertemu dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep pada Rabu malam (7/5/2025).
Bahkan, RMS disebut sudah menyiapkan langkah untuk mundur dari keanggotaan DPR.
Spekulasi itu semakin kuat ketika RMS menerima undangan pelantikan pengurus DPP PSI periode 2025–2030, yang juga dihadiri oleh Ahmad Ali dan Bestari Barus, dua eks kader NasDem yang kini resmi bergabung dengan PSI.
Namun pada akhirnya, nama Rusdi Masse tak muncul dalam daftar pengurus baru PSI yang dilantik oleh Kaesang pada Jumat (26/9/2025).
Dengan demikian, hingga kini RMS masih tercatat sebagai kader dan pimpinan di Partai NasDem.
(apr)