MEGAPOLITIK.COM -  Krisis politik Nepal memuncak setelah Presiden Ram Chandra Poudel dan Perdana Menteri KP Sharma Oli secara resmi mengundurkan diri di tengah gelombang protes Gen Z yang meluas di seluruh negara.

Demonstrasi ini, yang dimulai pada Senin (8/9/2025), berlanjut hingga Selasa, menewaskan 19 orang dan melukai lebih dari 500 lainnya. Terbaru, korban tewas berdasarkan media online setempat, mencapai 22 orang. 

Para pengunjuk rasa menyerbu dan membakar Gedung Parlemen, kediaman pribadi Oli, serta rumah-rumah pemimpin Partai Kongres Nepal, menandakan eskalasi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Nepal.

KP Sharma Oli Tinggalkan Kathmandu

Setelah pengunduran diri pada Selasa sore, KP Sharma Oli meninggalkan ibu kota Kathmandu dengan helikopter militer.

Lokasi tujuannya masih belum diketahui, meskipun rekaman menunjukkan mantan perdana menteri meninggalkan kota dengan pesawat militer.

Oli didampingi oleh tujuh menteri, yang juga dievakuasi dari kediaman mereka ke lokasi yang lebih aman.

Tentara Nepal meningkatkan pengamanan di sekitar Gedung Parlemen dan mengevakuasi pejabat tinggi ke kantor militer.

Langkah ini dilakukan untuk mencegah kerusuhan lebih lanjut dan menjaga stabilitas di tengah situasi yang masih belum terkendali.

Situasi di Jalanan Kathmandu

Gelombang protes yang dipimpin generasi muda atau Gen Z menuntut penghapusan korupsi dan reformasi politik.

Aksi unjuk rasa ini sempat berubah menjadi kekerasan pada Senin, dan terus berlanjut pada Selasa dengan demonstran kembali turun ke jalan.

Wali Kota Metropolitan Kathmandu, Balendra Shah (‘Balen’), menyerukan agar para pengunjuk rasa tetap menahan diri dan menghindari kekerasan.

“Kami meminta semua pihak untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi yang dapat memperburuk situasi,” ujarnya melansir dari news24online.

Dampak Politik dan Sosial

Pengunduran diri dua tokoh utama negara ini menandai perubahan besar dalam lanskap politik Nepal.

Protes Gen Z, yang menyoroti isu korupsi dan ketidakpuasan generasi muda terhadap pemerintahan lama, menunjukkan peran signifikan anak muda dalam menggerakkan perubahan sosial dan politik di Nepal.

Situasi saat ini memicu perhatian internasional, dengan kekhawatiran akan meningkatnya ketidakstabilan politik dan gangguan sosial yang lebih luas jika pengamanan dan negosiasi tidak segera dilakukan.

Para pengamat politik menekankan bahwa langkah selanjutnya adalah pembentukan pemerintahan transisi yang mampu menenangkan rakyat dan memastikan proses demokrasi tetap berjalan. (tam)