MEGAPOLITIK.COM - Konflik antara Iran dan Israel terus berlanjut hingga hari ke-sepuluh pada 22 Juni 2025, dengan Israel melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir, instalasi militer, infrastruktur minyak dan gas, hingga kantor pusat televisi pemerintah Iran.
Eskalasi konflik ini memicu kekhawatiran akan meluasnya perang di Timur Tengah dan guncangan besar di pasar energi global.
Menurut Badan Informasi Energi Amerika Serikat (EIA), Iran merupakan salah satu produsen minyak dan gas terbesar di dunia, dengan cadangan gas alam terbesar kedua dan cadangan minyak mentah terbesar ketiga secara global.
Seberapa Besar Industri Minyak Iran?
Melansir Al Jazeera, Iran memiliki sekitar 157 miliar barel cadangan minyak terbukti, yang setara dengan 24% dari total cadangan minyak Timur Tengah dan 12% dari cadangan dunia.
Iran merupakan produsen minyak terbesar kesembilan di dunia dan keempat terbesar di OPEC, dengan kapasitas produksi sekitar 3,3 juta barel minyak mentah per hari, serta mengekspor sekitar 2 juta barel minyak dan produk olahan per hari.
Pendapatan ekspor minyak bersih Iran diperkirakan mencapai $53 miliar (sekitar Rp863,9 triliun) pada 2023, naik signifikan dari $37 miliar (sekitar Rp603,1 triliun) pada 2021.
Meskipun ekonominya lebih terdiversifikasi dibanding negara tetangganya, minyak tetap menjadi sumber pendapatan utama negara.
Namun, investasi asing yang terbatas dan sanksi internasional telah menahan potensi maksimal produksi minyak Iran.
Sejak Israel mulai menyerang pada Jumat lalu, harga minyak melonjak hampir 7% dalam satu hari, dan masih bertahan di level tinggi tersebut.