MEGAPOLITIK.COM - Isu dugaan ijazah palsu mantan Presiden Jokowi kembali memanas di panggung politik nasional.
Sorotan kini mengarah pada dugaan keterlibatan “partai biru” dalam mendorong polemik keaslian ijazah Jokowi.
Tuduhan mengenai “partai biru” pertama kali mengemuka lewat pernyataan Sekjen Peradi Bersatu, Ade Darmawan.
Dalam salah satu pernyataannya, Ade menyebut ada tokoh besar politik di balik isu ijazah Jokowi, sambil menyampaikan “clue” berupa warna biru yang ia kenakan saat berbicara.
Namun, ia tidak menyebut secara spesifik siapa tokoh atau partai yang ia maksud.
Demokrat Tegaskan Tak Terlibat
Partai Demokrat sebagai salah satu partai yang menggunakan simbol warna biru menampik keras keterlibatan tersebut.
Tuduhan tersebut langsung dibantah keras oleh Partai Demokrat, yang menyebutnya sebagai fitnah dan mengisyaratkan kemungkinan membawa masalah ini ke jalur hukum.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menegaskan bahwa partainya sama sekali tidak terkait dengan isu ijazah Jokowi.
Ibas menyebut narasi “partai biru” yang dikaitkan dengan Demokrat sebagai bentuk fitnah keji, sesat, dan upaya adu domba politik yang tidak berdasar.
Demokrat pun sedang mempertimbangkan langkah hukum terhadap penyebar narasi tersebut.
Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyebut tudingan tersebut tidak berdasar dan berbahaya bagi stabilitas demokrasi.
Ia menilai narasi soal “partai biru” sengaja digulirkan untuk menjatuhkan citra Demokrat secara politis.
Siapa ‘Partai Biru’?
Isu tersebut kemudian menimbulkan spekulasi publik mengenai identitas “Partai Biru” yang dimaksud dan menuding jika “orang besar” tersebut ialah Roy Suryo cs dalam agenda politik ini.
Di Indonesia, umumnya publik mengenal Partai Demokrat dan PAN sebagai partai dengan dominasi warna biru.
Namun publik menilai PAN tidak mungkin terkait, karena selama ini dikenal cukup dekat dengan Jokowi.
Sebaliknya, spekulasi lebih mengarah ke Partai Demokrat, karena Roy Suryo adalah eks-politisi Demokrat dan mantan Menpora dalam era SBY.
Kasus ijazah palsu ini sebelumnya bermula laporan aktivis Rismon Sianipar bersama tim Roy Suryo, yang mengklaim ada kejanggalan dalam skripsi Jokowi.
Mereka menyebut tidak ditemukan lembar pengesahan penguji serta adanya penggunaan font yang dianggap belum lazim pada tahun 1980-an.
Jokowi Angkat Suara Terkait “Orang Besar”
Presiden Jokowi turut buka suara mengenai sorotan terhadap keaslian ijazahnya.
Ia menyebut ada “orang besar” atau kekuatan politik besar yang berada di balik isu tersebut, namun enggan menyebut nama secara gamblang.
Menurutnya, pihak-pihak yang terlibat sebetulnya sudah diketahui publik.
Jokowi menilai narasi ini sengaja digulirkan untuk menjatuhkan kredibilitasnya menjelang Pemilu 2029.
Merespons spekulasi yang berkembang di masyarakat soal siapa sosok atau partai yang dimaksud, Jokowi turut meluruskan dugaan yang menyeret nama Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ia menyatakan bahwa SBY adalah seorang negarawan yang tak mungkin berada di balik manuver politik semacam itu.
“Apalagi sekelas Pak SBY. Enggak lah. Beliau itu negarawan yang baik,” kata Jokowi saat ditemui wartawan, Kamis, 31 Juli 2025. (daf)