MEGAPOLITIK.COM - Kalimantan Timur (Kaltim) dikenal sebagai salah satu provinsi dengan tingkat partisipasi politik perempuan yang cukup tinggi.
Dalam dua dekade terakhir, sejumlah tokoh perempuan berhasil menduduki jabatan strategis sebagai kepala daerah.
Mereka tidak hanya menjadi simbol keberanian, tetapi juga pembuktian bahwa kepemimpinan perempuan mampu membawa perubahan nyata di tingkat lokal.
Berikut lima perempuan yang pernah dan masih menjabat sebagai kepala daerah di Kalimantan Timur.
1. Angela Idang Belawan – Bupati Mahakam Ulu (2025–2030)
Nama Angela Idang Belawan menjadi sorotan terbaru di dunia politik Kaltim.
Ia dilantik sebagai Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) periode 2025–2030 dan menjadi kepala daerah perempuan pertama di kabupaten tersebut.
Angela dikenal dekat dengan masyarakat dan berkomitmen mengembangkan potensi perbatasan, terutama di sektor infrastruktur, pendidikan, dan ekonomi lokal.
Kepemimpinannya diharapkan menjadi babak baru bagi representasi perempuan di wilayah paling barat Kaltim.
2. Sri Juniarsih Mas – Bupati Berau (2025–2030)
Sri Juniarsih Mas adalah satu dari sedikit kepala daerah perempuan aktif di Kaltim.
Ia menjabat sebagai Bupati Berau sejak Februari 2021 untuk periode pertamanya, dan kembali menjabat di periode kedua (2025-2030).
Di bawah kepemimpinannya, Berau semakin berkembang sebagai daerah dengan potensi wisata dan ekonomi kreatif yang kuat.
Sri Juniarsih dikenal fokus pada pembangunan berkelanjutan, pemberdayaan UMKM, dan peningkatan layanan publik berbasis digital.
Kepemimpinannya sering disebut sebagai model ideal bagi perempuan muda yang ingin terjun ke politik.
3. Rita Widyasari – Bupati Kutai Kartanegara (2010–2017)
Sebelum generasi baru muncul, Rita Widyasari sudah lebih dulu mencatatkan sejarah sebagai Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) dua periode.
Ia menjadi salah satu kepala daerah perempuan paling populer di Kaltim pada masanya, dikenal dengan gaya kepemimpinan tegas dan program pembangunan yang pro-rakyat.
Meski karier politiknya sempat terhenti karena kasus hukum, pengaruh Rita dalam membuka ruang politik bagi perempuan di Kaltim tetap diingat hingga kini.
4. Neni Moerniaeni – Wali Kota Bontang (2025–2030)
Neni Moerniaeni, seorang dokter sekaligus akademisi, menjadi Wali Kota Bontang periode saat ini.
Ia dikenal memiliki visi pembangunan berbasis lingkungan dan pendidikan.
Selama masa jabatannya, Neni banyak berfokus pada peningkatan layanan publik, pemberdayaan perempuan, serta pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
5. Najirah – Wakil Wali Kota Bontang
Ia menjabat sebagai Wakil Wali Kota Bontang periode kepemimpinan sebelumnya, mendampingi Wali Kota Basri Rase.
Pada Pilkada lalu, ia kembali maju, tetapi akhirnya kalah dari pasangan Neni Moerniaeni - Agus Haris.
Meski demikina, nama Najirah menjadi salah satu bukti bahwa tokoh perempuan di Kota Bontang, bisa berada pada pucuk tertinggi jabatan pemerintahan.
Hadirnya para perempuan di kursi jabatan kepala daerah ni menunjukkan bahwa Kalimantan Timur bukan hanya kaya sumber daya alam, tetapi juga kaya akan sumber daya manusia yang berani memimpin dan berbuat nyata.
Dari Angela Idang Belawan yang menoreh sejarah sebagai bupati perempuan pertama di Mahakam Ulu, hingga Najirah yang membuktikan perempuan juga mampu bersaing di panggung politik Bontang—semuanya menjadi potret kuat bahwa kepemimpinan perempuan bukan sekadar simbol, melainkan kekuatan nyata pembangunan daerah.
Keberhasilan mereka membuka jalan bagi generasi baru perempuan Kaltim untuk berani tampil, bersuara, dan berkontribusi lebih jauh dalam pemerintahan.'
Semangat mereka adalah pengingat bahwa politik bukan hanya milik laki-laki, melainkan ruang bersama untuk menciptakan perubahan dan membawa masyarakat menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkeadilan. (tam)