MEGAPOLITIK.COM - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, akhirnya buka suara soal membludaknya komentar warganet di akun Instagram resminya @ericahyadi_.
Kolom komentar akun tersebut belakangan ramai dengan sebutan “epok-epok” atau dianggap pura-pura, usai beredarnya video salah satu admin yang kedapatan mengucapkan istilah itu saat jeda siaran langsung.
Menanggapi hal itu, Eri Cahyadi menuturkan bahwa akun Instagram miliknya bukan dibuat untuk mencari ketenaran.
Wali Kota Surabaya Buka Suara
Menurut Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, media sosial tersebut difungsikan murni sebagai sarana edukasi dan informasi bagi warga Surabaya, bukan ajang pencitraan.
“Sejak awal saya selalu bilang, media sosial bukan untuk tampil-tampilan atau mencari popularitas. Tidak juga untuk memamerkan apa saja yang saya kerjakan,” ujar Eri Cahyadi kepada awak media di Balai Kota Surabaya, Senin (3/11/2025).
Eri Cahyadi bahkan mengaku kurang nyaman jika aktivitasnya terlalu sering dipublikasikan.
Sebagai Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menilai apa yang ia kerjakan adalah bentuk tanggung jawab, bukan sesuatu yang perlu dipertontonkan.
“Waktu periode pertama sampai ada yang tanya ‘mana wali kotanya?’ karena saya memang tidak suka medsos. Buat saya, bekerja untuk masyarakat itu kewajiban,” tegasnya.
Meski begitu, Eri Cahyadi menyoroti berbagai capaian Pemkot Surabaya di bawah kepemimpinannya, mulai dari penurunan angka kemiskinan hingga menekan prevalensi stunting di kota Pahlawan.
“Sekarang kader Surabaya Hebat sudah bergerak. Stunting turun jadi 1,6 persen, kemiskinan turun jadi 3,9 persen. Kalau itu dibilang epok-epok, wong ngono epok-epok,” ucap Wali Kota Surabaya tersebut.
Ke depan, Eri Cahyadi juga berencana mendorong seluruh jajaran Pemkot Surabaya untuk lebih aktif memanfaatkan media sosial guna menunjukkan kinerja mereka.
“Biar masyarakat tahu, yang bekerja bukan cuma wali kotanya, tetapi seluruh tim pemerintah kota,” tutupnya.
Viral Suara Bocor soal Rekayasa Kerja Wali Kota
Sebelumnya, jagat maya ramai geger setelah suara admin media sosial Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, tak sengaja terdengar saat siaran langsung di Instagram.
Sosok yang berada di balik akun tersebut, Hening Dzikrillah, kemudian muncul ke publik sambil berlinang air mata, menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan itu.
Dalam potongan rekaman yang tersebar luas, terdengar percakapan Hening Dzikrillah dengan timnya soal rencana pengunggahan konten aktivitas sang Wali Kota Surabaya.
Beberapa kalimat seperti “epok-epok keliling” dan “pura-pura turun ke lapangan” sontak memicu reaksi keras dari warganet karena dianggap menunjukkan adanya rekayasa dalam penyajian konten kinerja pejabat publik tersebut.
“Nek koyok gini, Mat, kan bagus tuh bapak turun, videonya kita simpan dulu ae, biar besok hujan bisa dipake, yo, epok-epok (seolah-olah) keliling,” ujar Hening Dzikrillah dalam rekaman itu, dikutip Selasa (4/11/2025).
Saat menyadari suaranya ikut terekam, Hening Dzikrillah sempat bertanya pada timnya, yang justru merespons sambil tertawa, sebelum disadari bahwa suara itu memang telah bocor ke publik.
“Eh, iki lek wes ngene lak ga metu suorone yo. Gak to, soale jeda (Eh, kalau sudah gini gak keluar suaranya ya. Gak kan, soalnya jeda),” sambung Hening Dzikrillah.
Hening Dzikrillah Mengundurkan Diri
Tak berselang lama, Hening Dzikrillah memberikan klarifikasi melalui akun Instafram pribadinya, @heningdzikrillah.
Hening Dzikrillah menegaskan bahwa ucapannya hanya gurauan kepada rekan kerja di dalam mobil, namun tetap mengakui perkataan itu tak pantas disampaikan dalam situasi profesional.
Melalui video permintaan maaf yang diunggah di akun Instagram pribadinya tersebut, Hening Dzikrillah menyampaikan penyesalan mendalam kepada publik dan kepada Wali Kota Surabaya.
Hening Dzikrillah juga menegaskan bahwa Eri Cahyadi tidak ikut campur dalam pengelolaan konten media sosialnya.
“Saya benar-benar minta maaf. Ini murni kesalahan saya, meskipun konteksnya bercanda. Saya sadar dampaknya besar bagi beliau,” ungkap Hening Dzikrillah dengan suara bergetar.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Hening Dzikrillah memilih mundur dari jabatannya sebagai admin media sosial Wali Kota Surabaya.
Keputusan itu diambil setelah menyadari besarnya dampak insiden tersebut terhadap nama baik Eri Cahyadi.
“Beliau sudah memberi kepercayaan pada saya. Karena kesalahan ini berdampak pada reputasi Pak Wali Kota, saya memutuskan untuk mengundurkan diri,” tambahnya.
(apr)




