MEGAPOLITIK.COM - Nama Sudewo, Bupati Pati periode 2025–2030, menjadi buah bibir setelah melontarkan tantangan kepada warganya untuk menggelar demonstrasi besar-besaran.
Hal ini bermula dari kebijakan kontroversial Pemkab Pati yang menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) hingga 250 persen, setelah 14 tahun tak pernah disesuaikan.
Dalam sebuah pernyataan yang viral, Sudewo menyampaikan:
“Silakan saja demo, bukan 5 ribu, bawa saja 50 ribu orang. Saya tidak akan mengubah keputusan.”
Pernyataan itu memicu gelombang kritik. Warga membentuk posko donasi di depan Kantor Bupati Pati dan bersiap melakukan aksi demonstrasi pada 13 Agustus 2025.
Ketegangan pun terjadi antara warga dan aparat, termasuk adu argumen dengan Plt. Sekda Pati Riyoso.
Alasan Kenaikan PBB: Demi Pembangunan dan PAD
Menurut Sudewo, keputusan menaikkan PBB diambil sebagai langkah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur, rumah sakit, pertanian, hingga sektor layanan publik lainnya.
“Kabupaten Pati punya potensi besar. Kami butuh dana untuk mengejar ketertinggalan dari daerah tetangga seperti Jepara dan Kudus,” ujarnya lewat pernyataan resmi.
Profil dan Rekam Jejak Sudewo: Dari Aktivis Kampus ke Bupati
Sudewo lahir di Pati, Jawa Tengah, pada 11 Oktober 1968. Ia menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Slungkep, lanjut ke SMPN 1 Kayen, lalu SMAN 1 Pati.
Pendidikan tingginya ditempuh di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, jurusan Teknik Sipil.
Ia kemudian meraih gelar Magister dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, jurusan Teknik Pembangunan.
Aktif di Dunia Organisasi
Sejak muda, Sudewo dikenal aktif berorganisasi. Beberapa posisi penting yang pernah dipegangnya:
- Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil UNS (1991)
- Ketua Keluarga Besar Marhaenis (2000)
- Wakil Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (2001)
Karier Profesional dan Perjalanan Politik
Sudewo sempat bekerja di PT Jaya Construction (1993–1994), lalu menjadi pegawai honorer di Departemen Pekerjaan Umum Kanwil Bali dan Kanwil PU Jawa Timur.
Ia juga pernah bertugas di Dinas PU Kabupaten Karanganyar hingga tahun 2006.
Jejak politik Sudewo dimulai saat ia menjadi Koordinator Tim Sukses Pilkada Pacitan 2005 dan Pilkada Jateng 2008.
Ia juga sempat menjadi Dewan Penasehat Fokerdesi pada 2007.
Karier politik nasionalnya mencuat ketika terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009–2013 dari Partai Demokrat.
Pada 2019, ia kembali ke Senayan lewat Fraksi Partai Gerindra dan menjabat sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Organisasi DPP Gerindra.
Sudewo sempat mencalonkan diri di Pilkada Karanganyar 2002, namun gagal.
Baru di Pilkada Pati 2024, ia berhasil memenangkan suara rakyat dan dilantik sebagai Bupati Pati, berpasangan dengan Risma Ardhi Chandra sebagai wakilnya.
Sudewo memenangkan Pilkada Pati 2024 dengan diusung oleh Partai Gerindra.
Kemenangan Sudewo juga didukung oleh koalisi partai pendukung lainnya yang bergabung dalam barisan pengusung pasangan Sudewo–Risma Ardhi Chandra, yakni Nasdem, PKB dan PSI.
Antara Langkah Berani dan Ujian Kepemimpinan
Kebijakan Sudewo dalam menaikkan PBB mungkin tidak populer, namun langkah ini menunjukkan keberaniannya sebagai pemimpin yang siap menghadapi risiko.
Di balik itu, kiprah panjangnya di dunia organisasi, teknik, dan politik membuatnya bukan sosok baru dalam urusan publik.
Waktu akan membuktikan apakah kebijakan ini akan menjadi pijakan menuju kemajuan Pati, atau justru batu sandungan dalam karier politiknya ke depan. (tam)