Minggu, 24 Agustus 2025

Profil Sritex, Raksasa Garmen dan Tekstil Terbesar di Asia yang Dinyatakan Pailit

Kamis, 24 Oktober 2024 - 9:0

Suasana di Pabrik Sritex/Foto: PT Sri Rejeki Isman Tbk

MEGAPOLITIK.COM - Pengadilan Negeri Niaga Semarang telah memutuskan bahwa PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) dinyatakan pailit.

Keputusan ini diambil dalam perkara nomor 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg oleh Hakim Ketua Moch Ansor pada hari Senin, 21 Oktober 2024.

Menurut Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Semarang, pemohon, yaitu PT Indo Bharat Rayon, menyatakan bahwa termohon, termasuk Sritex dan anak perusahaannya, yakni PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya telah gagal memenuhi kewajiban pembayaran yang ditetapkan dalam Putusan Homologasi tanggal 25 Januari 2022.

Kasus ini juga berkaitan dengan pembatalan perdamaian yang tercatat pada 2 September 2024.

Pemohon mengajukan permintaan agar Putusan Pengadilan Niaga Semarang nomor 12/Pdt.Sus-PKPU/2021.PN.Niaga.Smg, yang mengesahkan Rencana Perdamaian tersebut dibatalkan.

Pemohon meminta agar semua termohon dinyatakan pailit beserta konsekuensinya.

Hingga saat ini, Sritex belum memberikan tanggapan terkait putusan tersebut.

Pada tahun 1966, Sritex didirikan oleh H.M Lukminto sebagai perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo.

Lalu, dibuka pabrik cetak pertamanya yang menghasilkan kain putih dan berwarna di Solo pada tahun 1968.

Tahun 1978, Sritex terdaftar dalam Kementrian Perdagangan sebagai perseroan terbatas.

Tidak cepat puas dengan pabrik cetaknya saja, Sritex pun kemudian mendirikan pabrik tenun pertama di tahun 1982.

Semakin berkembang, pada tahun 1992 Sritex memperluas pabriknya dengan empat lini produksi (pemintalan, penenunan, sentuhan akhir dan busana) dalam satu atap.

Kemudian, di tahun 1994 Sritex menjadi produsen seragam militer untuk NATO dan Tentara Jerman.

Tahun 2001, Sritex selamat dari Krisis Moneter di tahun 1998 dan berhasil melipatgandakan pertumbuhannya sampai 8 kali lipat dibanding waktu pertama kali terintegrasi pada tahun 1992.

Dengan derasnya persaingan global, tahun 2010 Sritex mampu menaklukkan segala tantangannya.

Semakin berjalan semakin terus berkembang, pada tahun 2012, Sritex berhasil menggandakan pertumbuhan dan kinerjanya dibanding pada tahun 2008.

Pada tahun 2013, PT Sri Rejeki Isman Tbk secara resmi terdaftar sahamnya (dengan kode ticker dan SRIL) pada Bursa Efek Indonesia.

Setahun kemudian, Iwan S. Lukminto menerima penghargaan sebagai Businessman of the Year dari majalah Forbes Indonesia dan sebagai EY Entreprenuer of the Year 2014 dari Ernst & Young pada tahun 2014.

Alami pertumbuhan pesat, tahun 2015 Sritex berhasil raih beragam pencapaian, yakni:

• Ekspansi Sritex melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Ibu Puan Maharani dan Menteri Perindustrian, Bp. Saleh Husin

• Penyerahan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai Pelopor dan Penyelenggara Penciptaan Investor Saham Terbesar Dalam Perusahaan.

• Penyerahan Penghargaan Intellectual Property Rights Award 2015 dalam kategori piala IP Enterprise dari WIPO (World Intellectual Property Organization).

• Dianugerahi sebagai Top Performing Listed Companies in Textile and Garment Sector pada tahun 2015 dari Majalah Investor.

Tak hanya sampai situ, tahun 2016 pun Sritex berhasil:

• Menerima penghargaan Best Performance Listed Companies pada tahun 2016 dari Majalah Investor.

• Menerima penghargaan Best Enterprise Achievers pada tahun 2016 sebagai Perusahaan Lokal Raksasa dari Obsession Media Group.

• Menerima penghargaan sebagai penerbit terbaik dalam kategori Ragam Industri pada Bisnis Indonesia Awards di tahun 2016.

• Berhasil menerbitkan obligasi global senilai 350 juta Dollar Amerika yang akan jatuh tempo pada tahun 2021.

Kemudian, di tahun 2017 Sritex mampu meraih Peningkatan Modal melalui Non Pre-emptive Rights (“PMTHMETD”) maksimum sebesar 10% dari total modal yang dikeluarkan serta berhasil menerbitkan obligasi global senilai 150 juta Dollar Amerika yang akan jatuh tempo pada tahun 2024. (apr)

Populer
recommended
Jangan Lewatkan
Our Networks
Member of mediaemas.id