MEGAPOLITIK.COM - Ketua DPR Filipina, Ferdinand Martin Romualdez, resmi mengundurkan diri pada Rabu (17/9/2025).
Politisi asal Distrik 1 Leyte itu menyatakan mundur demi menjaga integritas DPR dari tuduhan korupsi yang menyeret namanya.
Keputusan Martin Romualdez diambil sehari setelah ia bertemu dengan sepupunya, Presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr., serta putra Presiden yang juga Pimpinan Mayoritas DPR, Sandro Marcos.
“Semakin lama saya bertahan, beban itu semakin berat — bagi saya, bagi DPR, dan bagi Presiden yang selalu saya dukung. Karena itu, setelah perenungan dan doa yang mendalam, saya memutuskan untuk mengundurkan diri,” ujar Martin Romualdez dalam pidatonya di sidang paripurna melansir dari House of Representatives Filipina.
Alasan Mundur: Transparansi dan Akuntabilitas
Martin Romualdez menegaskan bahwa pengunduran dirinya bertujuan agar Komisi Independen Infrastruktur dapat bekerja secara bebas dan penuh tanpa intervensi.
“Saya lakukan ini agar komisi tersebut bisa menjalankan mandatnya tanpa keraguan, tanpa pengaruh yang tidak semestinya,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan kembali komitmennya saat pertama kali menjabat sebagai Ketua DPR, yakni menjadikan lembaga tersebut sebagai rumah rakyat.
Menurutnya, kepemimpinan sejati adalah keberanian menghadapi tantangan serta kesediaan untuk mundur demi kebaikan institusi.
- Nepal hingga Korea Selatan, Deretan Kepala Negara dan Perdana Menteri Lengser dari Jabatan dalam Setahun Terakhir
- Sidang PBB Setujui Deklarasi New York, 10 Negara Menolak Langkah Menuju Palestina Merdeka
- Jejak Pekerjaan dan Karier sebelum Menjadi Presiden: Kisah Pemimpin Dunia Putin, Xi, Kim Jong Un, dan Prabowo
Tuduhan Komisi Proyek Infrastruktur
Sebelumnya, pasangan kontraktor Curlee dan Sarah Discaya menuding sejumlah legislator serta pejabat Departemen Pekerjaan Umum dan Jalan Raya (DPWH) meminta komisi dari proyek pemerintah.
Nama Romualdez dan mantan Ketua Badan Anggaran DPR, Zaldy Co, disebut-sebut terkait dengan komisi dari proyek pengendalian banjir.
Isu inilah yang kemudian menambah beban politik bagi Martin Romualdez.
Ia menegaskan bahwa langkah mundurnya bukan bentuk menyerah, melainkan pengabdian agar DPR bisa tetap berdiri kuat.
Pesan Perpisahan Romualdez
Dalam pidato perpisahannya, Martin Romualdez meminta rekan-rekannya di DPR tetap bekerja dengan persatuan dan tekad.
Ia juga mengimbau masyarakat Filipina agar tidak kehilangan kepercayaan pada demokrasi.
“Saya mundur bukan untuk menyerah, melainkan demi pengabdian. Terkadang, tindakan kepemimpinan terbesar adalah kerelaan untuk melepaskan, agar lembaga ini bisa bertahan lebih kuat dari sebelumnya,” tutupnya. (tam)