MEGAPOLITIK.COM - Ketika membicarakan pemimpin dunia, seringkali perhatian tertuju pada kebijakan, visi politik, dan keputusan publik mereka. 

Namun tidak sedikit pula yang kehidupan pribadinya terutama urusan pernikahan menjadi bagian dari citra publik mereka.

Di balik citra kuat dan wibawa politik, banyak tokoh besar dunia yang memiliki perjalanan cinta panjang beberapa bahkan menikah lebih dari satu kali.

Berikut rekam jejak beberapa para pemimpin yang diketahui menikah lebih dari satu kali:

1. Raja Abdullah dari Arab Saudi

Raja Abdullah bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi memiliki reputasi sebagai seorang penguasa yang sangat berkuasa, sekaligus figur yang kehidupan pribadinya penuh kontroversi, terutama terkait beberapa pernikahan dan hubungan dengan anak-anaknya. 

Sepanjang hidupnya, Raja Abdullah diperkirakan mempunyai sekitar 30 istri dan memiliki lebih dari 36 orang anak dari hubungan-hubungan tersebut.

eberapa istrinya berasal dari klan-suku seperti Al-Fayez dari Bani Sakher, Al Shaalan dari Anizah, dan Al Jarbah dari cabang suku Shammar. 

Dia juga pernah menikah dengan Munira bint Abdullah Al Sheikh ibu dari putra tertuanya yang masih hidup, Pangeran Khaled dan dengan Aida Fustuq, dengan siapa ia memiliki dua anak, Adila dan Abdulaziz, sebelum bercerai. 

Istri-istrinya lainnya termasuk Sultana bint Abdulaziz bin Ahmed dari klan Al Sudairi, serta Hessa bint Trad Al Shaalan, dan dari pasangan-pasangan ini lahir anak-anak seperti Pangeran Faisal, Pangeran Mishaal, dan beberapa putri.

2. Donald Trump dari Amerika Serikat

Donald Trump telah menikah tiga kali, menjadikannya satu-satunya presiden AS yang memiliki riwayat itu. 

Pernikahan pertamanya berlangsung pada tahun 1977 dengan Ivana Zelníčková, dan dari pernikahan ini lahir tiga anak, Donald Jr., Ivanka, dan Eric. Setelah bercerai dengan Ivana pada awal 1990-an, 

Trump menikah dengan Marla Maples pada 1993, dan dari pasangan ini lahir satu anak, Tiffany. Pernikahan ini kemudian berakhir dengan perceraian sekitar 1999. 

Pada 2005, Trump menikahi Melania Knauss, dan mereka dikaruniai satu anak, Barron, pada tahun berikutnya.

3. Benjamin Netanyahu dari Israel

Benjamin Netanyahu telah menikah tiga kali sepanjang hidupnya. 

Pernikahan pertamanya dengan Miriam Weizmann menghasilkan seorang putri bernama Noa, sebelum keduanya berpisah. 

Ia kemudian menikah dengan Fleur Cates, namun hubungan itu juga berakhir tanpa memiliki anak. Pada 1991, Netanyahu menikah dengan Sara Ben-Artzi, dan dari pernikahan tersebut mereka memiliki dua putra bernama Yair dan Avner. 

Di awal 1990-an, Netanyahu sempat mengakui pernah terlibat hubungan di luar pernikahan dengan Ruth Bar, yang sempat menjadi perbincangan di Israel. 

4. Nelson Mandela dari Afrika Selatan

Nelson Mandela dari Afrika Selatan dikenal memiliki tiga kali pernikahan sepanjang hidupnya.

Pernikahan pertamanya terjadi pada 1944 dengan Evelyn Ntoko Mase, seorang perawat yang kemudian memberinya empat anak, sebelum keduanya berpisah pada 19 Maret 1958.

Di tahun yang sama, Mandela menikah dengan Winnie Madikizela, yang kelak dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam perjuangan anti-apartheid. 

Dari hubungan ini, mereka dikaruniai dua putri, Zenani dan Zindziswa, sebelum bercerai pada Maret 1996.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada 18 Juli 1998, Mandela menikahi Graça Machel, janda dari mantan presiden Mozambik Samora Machel. Keduanya tetap bersama hingga Mandela wafat pada 2013.

5. Andreas Papandreou 

Andreas Papandreou, mantan Perdana Menteri Yunani, menjalani tiga kali pernikahan sepanjang hidupnya. 

Pernikahan pertamanya berlangsung pada 1941 dengan Christina Rasia, namun berakhir satu dekade kemudian pada 1951. 

Di tahun yang sama, ia menikah dengan Margaret Chant, seorang akademisi asal Amerika Serikat. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai empat anak, termasuk George Papandreou yang kemudian mengikuti jejak politik sang ayah. 

Selain itu, Andreas juga diketahui memiliki seorang anak di luar nikah bernama Emilia Nyblom, lahir di Swedia. 

Setelah bercerai dari Margaret, Andreas menikahi Dimitra Liani pada 1989 yang usianya jauh lebih muda darinya.

Kesimpulan

Perjalanan asmara para pemimpin dunia menunjukkan bahwa kehidupan pribadi mereka tidak dapat dipisahkan dari konteks budaya, politik, dan pandangan publik. 

Praktik pernikahan berulang baik karena tradisi, pilihan pribadi, maupun situasi politik menjadi bagian dari citra dan penilaian masyarakat terhadap sosok pemimpin. 

Oleh karena itu, di balik kebijakan dan kekuasaan, kehidupan rumah tangga mereka juga berperan dalam membentuk persepsi publik atas karakter dan legitimasi kepemimpinan mereka.

Catatan, ini hanya sebagian kecil dari pemimpin dunia yang diketahui pernah menikah lebih dari satu kali. (daf)