Senin, 20 Oktober 2025

Dari Kementerian ESDM hingga BUMN, Purbaya ‘Sentil’ Lembaga Publik soal Disiplin Anggaran

Aksi ‘Sentil’ Purbaya ke Lembaga Publik

Selasa, 7 Oktober 2025 - 12:15

KEMENKEU - Purbaya Yudhi Sadewa sentil lembaga publik soal pengelolaan anggaran/ Foto: dok. Kemenkeu

MEGAPOLITIK.COM - Sejak dilantik menjadi Menteri Keuangan pada 8 September 2025 menggantikan Sri Mulyani, Purbaya Yudhi Sadewa langsung menjadi sorotan publik. 

Sikapnya yang tegas terlihat dalam pengelolaan anggaran negara dan pengawasan berbagai kementerian. 

Dalam beberapa bulan terakhir, Purbaya tidak segan sentil beberapa lembaga atau kementerian yang dianggap belum efisien. 

Langkah-langkahnya ini menunjukkan komitmennya pada disiplin fiskal dan transparansi penggunaan dana publik.

Purbaya Sentil Kementerian ESDM 

Pada 30 September 2025, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Purbaya Yudhi Sadewa sentil Kementerian ESDM terkait subsidi gas elpiji 3 kilogram. 

Ia menyoroti perbedaan data harga elpiji antara Kementerian Keuangan dan ESDM, di mana harga asli mencapai Rp42.750 per tabung, sedangkan subsidi pemerintah membuat masyarakat hanya membayar Rp12.750.

Namun, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menilai Purbaya salah membaca data tersebut, karena data yang dimilikinya berbeda.

Menanggapi kritik tersebut, Purbaya menyatakan bahwa perbedaan data mungkin disebabkan oleh metode pencatatan yang berbeda antara kementerian. 

Purbaya Sentil Pertamina, ‘Malas-Malasan’

Selain itu, Purbaya juga mengkritik lambannya pembangunan kilang minyak oleh PT Pertamina (Persero). 

Purbaya menyoroti bahwa Indonesia telah lama bergantung pada impor bahan bakar minyak (BBM) karena tidak adanya kilang baru yang dibangun sejak krisis. 

Ia menyebut bahwa Pertamina "malas-malasan" dalam merealisasikan proyek pembangunan kilang baru yang sudah direncanakan sejak 2018. 

Purbaya juga mengungkapkan bahwa meskipun pernah ada tawaran dari investor asing untuk membangun kilang, Pertamina menolaknya dengan alasan overkapasitas.

Sebagai respons, Purbaya menegaskan bahwa jika Pertamina tidak segera merealisasikan proyek pembangunan kilang, pemerintah akan mempertimbangkan langkah tegas, termasuk pemotongan dana atau pergantian direksi.

Namun, setelah Purbaya menyentil Pertamina, salah satu kilang minyak keesokan harinya terbakar. 

Kilang minyak milik Pertamina di Dumai, Riau, mengalami ledakan hebat dari unit Hydrocracking Complex (HCC) yang terdengar hingga radius 2 kilometer dan memicu kepanikan warga sekitar.

Purbaya Sentil Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Tidak hanya dengan Menteri ESDM, Purbaya juga menunjukkan sikap tegas terhadap program MBG. 

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Purbaya menegaskan bahwa anggaran untuk program MBG yang tidak terserap akan tetap dipotong pada akhir Oktober 2025. 

Hal ini menjadi respons atas pernyataan Luhut yang sebelumnya menilai tidak perlu ada pengalihan anggaran MBG ke program lain.

 Purbaya menegaskan bahwa meskipun ada pandangan berbeda, ia akan tetap berpegang pada prinsip efisiensi anggaran dan disiplin fiskal.

Purbaya Sentil Bank Himbara Soal Penyaluran Dana Rp200 Triliun

Sebelumnya Purbaya juga pernah menyentil bank-bank yang menerima dana Rp 200 triliun dari pemerintah. 

Pada September 2025, pemerintah menempatkan anggaran tersebut di lima bank milik negara (Himbara) untuk mendorong penyaluran kredit ke sektor riil. 

Namun, Purbaya mengkritik bank-bank tersebut karena dianggap terlalu nyaman menikmati keuntungan dari instrumen aman dan tidak menyalurkan kredit secara maksimal. 

Ia menilai bank-bank tersebut tidak melakukan upaya yang cukup untuk menyalurkan dana tersebut ke sektor produktif.

Purbaya Sentil BPI Danantara Soal Keluhan ke DPR

Purbaya tidak hanya menyentil lembaga publik soal anggaran, tapi juga menegur pihak yang seharusnya berkoordinasi langsung dengannya, seperti BPI Danantara, atas keluhan yang dibawa ke DPR. 

Purbaya Yudhi Sadewa pernah menyentil Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara terkait keluhan yang disampaikan ke Komisi XI DPR. 

Dalam rapat kerja pada 30 September 2025, Purbaya menilai bahwa Danantara seharusnya langsung menghadap kepadanya untuk menyelesaikan persoalan, bukan mengadukannya ke DPR. 

Ia merasa bahwa sebagai bendahara negara, dirinya memiliki dana yang cukup dan siap mencairkannya untuk proyek-proyek efisiensi. 

Purbaya mempertanyakan mengapa Danantara memilih menyampaikan keluhannya kepada DPR, padahal ia mengaku memiliki dana yang cukup dan siap mencairkannya untuk proyek-proyek efisiensi.

Kesimpulan

Sejak dilantik, Purbaya Yudhi Sadewa menunjukkan sikap tegas dan konsisten dalam pengelolaan anggaran negara. 

Ia tidak hanya menyentil kementerian dan BUMN yang dianggap kurang efisien, tetapi juga menegur pihak yang seharusnya berkoordinasi langsung dengannya, seperti BPI Danantara.

Langkah-langkahnya menegaskan komitmen pada disiplin fiskal, efisiensi proyek, dan transparansi penggunaan anggaran publik, meski memicu beragam respons dari berbagai pihak. (daf)

Populer
recommended
Jangan Lewatkan
Our Networks
Member of mediaemas.id